Kendari (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa penderita stunting di Kota Kendari mencapai 415 anak yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Kepala DP2KB Kota Kendari Andi Dadjeng di Kendari, Selasa, mengatakan jumlah kasus stunting tersebut berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari yang dikumpulkan sejak Januari 2023.

"Ada 415 kasus berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari," kata Andi Dadjeng.

Ia menjelaskan saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari tengah melakukan intervensi kepada para orang tua dan ibu hamil untuk memberikan asupan gizi yang cukup agar bisa menekan peningkatan angka stunting di kota itu. 

"Saat ini masih melakukan intervensi kepada orang tua dan ibu hamil serta mencari dukungan pihak ketiga untuk membantu memberikan asupan gizi," sebutnya.

Kepala DP2KB itu juga mengungkapkan untuk penderita gizi buruk di Kota Kendari pada umumnya ditemukan di dua Kelurahan yakni Kelurahan Punggaloba di Kecamatan Kendari Barat dan Kelurahan Purirano di Kecamatan Kendari.

Dia menyampaikan bahwa penderita gizi buruk di Kota Kendari bukan hanya sekedar pengaruh asupan gizi saja, melainkan juga karena faktor ekonomi dan sanitasi lingkungan sekitar.

"Upaya penanganan bisa dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan lintas sektor, sebab terjadinya gizi buruk merupakan akumulasi dari berbagai faktor yang harus ditangani secara bersama-sama," kata Andi Dadjeng.

Untuk diketahui pada tahun 2022 Pemkot Kendari berhasil menurunkan angka stunting kurang lebih 4,5 persen dari 24 persen menjadi 19,5 persen. Angka tersebut di bawah angka stunting nasional yang ditetapkan sebanyak 20 persen.

Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024