Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB terus berupaya membangun kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat guna mempercepat penanganan kasus stunting di daerah itu.

"Untuk menekan stunting, penting membangun sinergi kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat, swasta, organisasi nonpemerintah, dunia usaha, akademisi, media, serta pihak lainnya,” kata Kepala Dinas Dalduk dan KB Kota Kendari Andi Dadjeng di Kendari, Minggu.



Menurut dia, tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat dan cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting,  gerakan ini pastinya sia-sia dan dapat dipastikan kegiatan ini hanya sebatas seremonial belaka.

Pelibatan pihak swasta ini, katanya, dalam rangka penanganan stunting dengan pola orang tua asuh untuk membantu masalah gizi buruk dan gizi kurang kepada bayi risiko stunting.

Ia mengaku langkah penanganan dengan orang tua asuh ini diyakininya akan membantu penanganan yang sudah dilakukan pemerintah mulai dari pusat, provinsi dan juga kabupaten/kota.

"Pemerintah Kota Kendari berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 24 persen di tahun 2021 menjadi 19,5 persen di tahun 2022. Pencapaian yang cukup signifikan ini, menempatkan Kota Kendari sebagai salah satu dari tiga kota percontohan penanganan stunting di Indonesia," katanya.



Ia menargetkan dengan dukungan dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat atau pada tahun 2024, nantinya prevalensi angka stunting di Kota Kendari bisa turun menjadi 14 persen.

"Target nasional penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024, yang juga menjadi target pemerintah Kota Kendari angka ini cukup tinggi, namun sangat realistis jika dikerjakan secara kolaborasi," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024