Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara membentuk Rabies Center di tiga pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ditunjuk sebagai pusat penanganan kasus rabies serta menjadi tempat penyediaan vaksin.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Baubau Yuslina, dalam pernyataan resmi yang diterima, Selasa mengatakan selain menjadi puskesmas perawatan 24 jam, puskesmas yang ditunjuk sebagai rabies center dinilai dari tingkat kepadatan penduduk serta tinggi kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) nya setiap tahun.

"Kasus gigitan hewan ini kan tidak mengenal waktu, sehingga kami bentuk Rabies Center di tiga puskemas dan puskemas ini akan menjadi rujukan puskemas lain di luar jam layanan kantor, rabies center ini juga memastikan setiap saat ada stok vaksin," ujar Yuslina.

Rabies center di Baubau dipusatkan di Puskesmas Bungi, Puskemas Wajo dan Puskemas Bukit Wolio Indah. Ketiga fakses tingkat pertama tersebut merupakan Puskesmas perawatan 24 jam.

Menurut Yuslina, meskipun belum ada catatan kasus infeksi rabies pada manusia beberapa tahun terakhir di Kota Baubau, namun pencegahan dini perlu menjadi atensi seluruh pihak agar penanganan gigitan HPR dapat tertangani dengan tepat sebelum terjadi infeksi.

Selain tiga puskesmas sebagai rabies center, sebanyak 14 puskesmas lainnya di Baubau juga siap melayani perawatan gigitan hewan menular rabies, namun layanannya bukan 24 jam seperti di rabies center.

Sementara, catatan dinas kesehatan enam bulan terakhir kasus gigitan sebanyak 38 kejadian paling banyak gigitan anjing, disusul kucing dan monyet liar.

Terhadap kasus yang ada, Dinas kesehatan telah memberikan penanganan medis berupa pencucian ulang luka dan akan diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Serum Anti Rabies(SAR) jika ada indikasi yang mengarah kepada penyakit yang dikenal anjing gila itu.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024