Unaaha (ANTARA) - Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) meluncurkan penanaman serentak tanaman hortikultura berupa tomat, cabai dan bawang merah yang melibatkan siswa SMA/SMK, Guru SMA/SMK se Sultra yang dipusatkan di SMKN PP 5 Konawe, Kabupaten Konawe, Selasa.

Launching tersebut dilakukan oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi, diikuti Pimpinan OPD se Sultra, Forkopimda Sultra, Forkopimda Konawe, bersama seluruh siswa SMA, siswa SMK beserta guru-guru SMK/SMA se Sultra secara serentak pada pukul 17.30 wita dalam kurun waktu 20 menit.

"Apa yang kita lakukan hari ini adalah sebuah gerakan ketahanan pangan dalam upaya memberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah mengendalikan inflasi yang dimulai dari sekolah," kata Gubernur Sultra, Ali Mazi.

Gubernur mengatakan gerakan ketahanan pangan yang melibatkan seluruh siswa SMA/SMK tersebut dapat membuka keterisoliran para pelajar,.artinya bahwa siswa tidak melulu monoton menghabiskan waktu di sekolah hanya di dalam ruang kelas belajar saja.

"Sekali-kali siswa hirup udara segar. Jangan hanya menatap papan tulis di dalam kelas. Ini tradisi yang harus dihidupkan dan dibudayakan. Sebab, gerakan ini mendukung pemanfaatan lahan pekarangan sekolah,” kata Gubernur Ali Mazi.

Gubernur Sultra juga menjelaskan, komoditas yang sangat mempengaruhi inflasi yakni cabai, tomat dan bawang, sehingga tanaman yang telah ditanam secara massal itu harus dijaga dengan baik sehingga dapat tumbuh subur.

“Jangan hari ini kita tanam, terus kita biarkan tumbuh sendiri. Jangankan tumbuhan, manusia saja kalau tidak sarapan setiap pagi pasti lemas. Jadi, harus disiram dan dipupuk agar tumbuh sesuai yang kita harapkan,” pinta Gubernur Ali Mazi.

Ali Mazi juga mengapresiasi terobosan dan inovasi yang dilakukan Kadis Dikbud Sultra yang memberikan warna baru dalam kegiatan siswa di sekolah yang bisa memberikan dampak positif besar terhadap siswa, sekolah dan daerah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Yusmin, melaporkan inisiatif itu bermula ketika dirinya mendapat perintah dari gubernur untuk ikut berpartisipasi menangani inflasi di Sultra melalui Dinas Dikbud.

"Sehingga kurang lebih 3 minggu yang lalu, kami semua bersama seluruh kepala sekolah SMA dan SMK bersepakat bawah khusus tanaman cabai, tomat dan bawang merah yang menjadi penyebab inflasi di Sultra kita manfaatkan seluruh halaman sekolah atau lahan sekolah yang kosong untuk kita tanam sayuran yang dimaksud," katanya.

Disebutkan, bahwa seluruh sekolah SMA SMK se Sultra mengikuti peluncuran dan penanaman serentak tanaman hortikultura tersebut dalam kurun waktu kurang lebih 20 menit tersebut secara virtual bagi SMA/SMK yang memiliki jaringan internet, sedangkan SMK/SMK yang wilayahnya tidak terjangkau internet maka mereka mengabadikan penanaman tersebut dalam bentuk vidio yang akan dikirimkan di Dinas Dukbud Sultra. 

"Yang saya ingin sampaikan juga bahwa penanaman ini sekolah tidak menerima bibit tanaman dari dinas mana pun, tetapi dimulai penyemaian dari siswa itu sendiri. Diharapkan ke depan adalah lahirnya petani-petani yang berdasi karena memiliki pengetahuan terhadap pertanian, ini sejalan dengan Program Kemendikbud yang disebut Merdeka Belajar," pungkasnya.

Sementara itu, Awan Rahargo, yang merupakan Direktur Marketing MURI, yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan bahwa penanaman serentak dengan melibatkan siswa SMK/SMA terbanyak tersebut berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang pernah ada sebelumnya.

Piagam penghargaan MURI dengan nomor :11008/R.MURI/VI/2023 tersebut dianugerahkan kepada Gubernur Sultra Ali Mazi atas rekor Penanaman Sayur serentak siswa SMK dan SMK di sekolah terbanyak, yang diserahkan langsung oleh Awan Raharjo mewakili Ketua Umum MURI KP Jaya Suprana kepada gubernur Sultra Ali Mazi.
 
"Ini adalah sebuah terobosan pemerintah Sultra dalam rangka mendukung program kerja pemerintah pusat di bidang ketahanan pangan, terutama dalam menghadapi inflasi yang diimplementasikan oleh Gubernur Sultra beserta jajaran melalui penanaman hortikultura tomat cabai dan bawang melibatkan siswa SMA SMK se Sultra. Harapan kami ke depan kalau program ini dilakukan serius, maka tanaman hortikultura di Sultra menjadi pusatnya program ketahanan di Indonesia," katanya,

Menurut dia, penanaman serentak tersebut sesuai dengan peristiwa pencatatan rekor MURI dimana rekor MURI mempunyai kriteria yakni superlatif atau yang terbanyak, dan ini dilakukan secara serentak di 17 kabupaten kota se Sultra diikuti 86000 siswa SMK/SMK dan guru guru SMA/SMK.

"Dan tentunya juga ada 317 ribu jumlah bibit tanaman hortikultura tomat, cabai dan bawang merah yang ditanam secara masal, oleh karena itu MURI mengapresiasi setinggi tingginya peristiwa pencatatan rekor MURI hari ini, semoga ke depan bisa menggugah semangat kebangsaan nasionalisme kita  dalam bidang ketahanan pangan," katanya.

Ia menambahkan, pencatatan rekor MURI kategori penanaman hortikultura tersebut bukan yang pertama, karena sebelumnya pernah dilakukan di Jawa Barat dilakukan penanaman hortikultura oleh anggota Pramuka dengan jumlah 15 ribu polybag, kemudian  di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah pernah ada rekor MURI penanaman 100 ribu bibit pohon cabai, sehingga rekor MURI yang terbanyak saat ini adalah di Sultra .

"Semoga daerah lain bisa terinspirasi dengan program Gubernur Sultra melalui Dinas Dikbud Sultra," pungkasnya.



 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024