Kendari (ANTARA) - Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari melakukan pengasapan atau fogging pada kawasan rumah dinas prajurit guna mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Komandan Lanal Kendari Kolonel Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari di Kendari, Minggu mengatakan, pengasapan atau fogging yang dilakukan pihaknya untuk memberantas jentik-jentik nyamuk sehingga tidak menyebabkan personel TNI AL Lanal Kendari terkena penyakit DBD.
"Pengasapan atau fogging nyamuk demam berdarah ini dilakukan oleh personel Balai Kesehatan Lanal Kendari dengan sasaran komplek perumahan TNI AL di Kendari Caddi," katanya.
Danlanal Kendari juga mengatakan bahwa pengasapan dilakukan bertujuan mencegah sedini mungkin agar tidak terdapat kasus penyakit demam berdarah yang menyerang keluarga besar Lanal Kendari.
Ia juga mengimbau kepada seluruh prajurit bersama keluarganya di rumah dinas TNI AL agar terus membangun kesadaran masing-masing dalam memahami kesehatan lingkungan sekitarnya supaya tidak terjadi penyakit yang bisa membahayakan termasuk diri sendiri.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum mengatakan sebanyak 230 warga di daerah itu yang terserang penyakit demam berdarah dangue (DBD), enam di antaranya dinyatakan meninggal dunia selama Januari hingga 31 Desember 2022.
Dia menyebut, kasus DBD di kota itu tersebar di sembilan kecamatan terbanyak di Kecamatan Puuwatu 68 kasus, disusul Wua-wua 35, Baruga 33, Kendari Barat 27, Kadia 25, Poasia 19, Kendari 12, Mandonga sembilan, dan Kecamatan Kambu dua kasus.
"Untuk kasus meninggal akibat penyakit DBD tersebar ditiga Kecamatan yakni Kecamatan Kendari Barat satu, di Kecamatan Puuwatu dua kasus dan di Kecamatan Wua-wua tiga kasus meninggal," ujar dia.
Dia menjelaskan kasus DBD di Kota Kendari mulai mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2021 tercatat 211 kasus, dengan jumlah kasus meninggal sebanyak lima orang.
Sementara pada tahun 2019 hingga 2021, tren kasus DBD di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara ini mengalami penurunan. Tercatat kasus DBD pada 2019 sebanyak 450 dengan dua kasus meninggal; tahun 2020 kasus DBD sebanyak 307 dengan enam kasus meninggal; dan di tahun 2021 kasus DBD tercatat 211 dengan empat kasus meninggal.
Ia meminta kepada seluruh warga di daerah tersebut agar mewaspadai potensi penyebaran DBD, apalagi saat ini dalam kondisi sering terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Dia juga mengajak masyarakat di daerah tersebut agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), guna memberantas penyakit demam berdarah dangue.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat agar melakukan 3M plus yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Komandan Lanal Kendari Kolonel Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari di Kendari, Minggu mengatakan, pengasapan atau fogging yang dilakukan pihaknya untuk memberantas jentik-jentik nyamuk sehingga tidak menyebabkan personel TNI AL Lanal Kendari terkena penyakit DBD.
"Pengasapan atau fogging nyamuk demam berdarah ini dilakukan oleh personel Balai Kesehatan Lanal Kendari dengan sasaran komplek perumahan TNI AL di Kendari Caddi," katanya.
Danlanal Kendari juga mengatakan bahwa pengasapan dilakukan bertujuan mencegah sedini mungkin agar tidak terdapat kasus penyakit demam berdarah yang menyerang keluarga besar Lanal Kendari.
Ia juga mengimbau kepada seluruh prajurit bersama keluarganya di rumah dinas TNI AL agar terus membangun kesadaran masing-masing dalam memahami kesehatan lingkungan sekitarnya supaya tidak terjadi penyakit yang bisa membahayakan termasuk diri sendiri.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum mengatakan sebanyak 230 warga di daerah itu yang terserang penyakit demam berdarah dangue (DBD), enam di antaranya dinyatakan meninggal dunia selama Januari hingga 31 Desember 2022.
Dia menyebut, kasus DBD di kota itu tersebar di sembilan kecamatan terbanyak di Kecamatan Puuwatu 68 kasus, disusul Wua-wua 35, Baruga 33, Kendari Barat 27, Kadia 25, Poasia 19, Kendari 12, Mandonga sembilan, dan Kecamatan Kambu dua kasus.
"Untuk kasus meninggal akibat penyakit DBD tersebar ditiga Kecamatan yakni Kecamatan Kendari Barat satu, di Kecamatan Puuwatu dua kasus dan di Kecamatan Wua-wua tiga kasus meninggal," ujar dia.
Dia menjelaskan kasus DBD di Kota Kendari mulai mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2021 tercatat 211 kasus, dengan jumlah kasus meninggal sebanyak lima orang.
Sementara pada tahun 2019 hingga 2021, tren kasus DBD di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara ini mengalami penurunan. Tercatat kasus DBD pada 2019 sebanyak 450 dengan dua kasus meninggal; tahun 2020 kasus DBD sebanyak 307 dengan enam kasus meninggal; dan di tahun 2021 kasus DBD tercatat 211 dengan empat kasus meninggal.
Ia meminta kepada seluruh warga di daerah tersebut agar mewaspadai potensi penyebaran DBD, apalagi saat ini dalam kondisi sering terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Dia juga mengajak masyarakat di daerah tersebut agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), guna memberantas penyakit demam berdarah dangue.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat agar melakukan 3M plus yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.