Kendari (ANTARA) -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) optimistis akan menurunkan angka kasus stunting di Bumi Anoa itu hingga 14 persen pada 2024.
 
Kepala BKKBN Sultra Asmar, Selasa, mengatakan, angka kasus stunting 14 persen itu merupakan target yang diberikan oleh BKKBN dari Presiden Republik Indonesia (RI).

"Target dari bapak presiden 14 persen di tahun 2024," ujar Kepala BKKBN Sultra Asmar saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Selasa (7/2).
 
Ia menyebutkan, saat ini angka kasus stunting pada 2022 lalu sebanyak 27,7 persen. Angka tersebut mengalami menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 30,2 persen.
 
"Dari 30,2 persen pada 2022, sekarang menjadi 27,7 persen," katanya.
 
Meski mengalami penurunan, angka tersebut masih cukup tinggi dibanding dengan target yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen.
 
Namun, kata Asmar, hal itu akan digenjot sebaik mungkin hingga bisa mencapai target sesuai yang diberikan.
 
"Jadi, kita itu minimal satu tahun turunkan tujuh persen, jadi ini kerja keras buat kita di Sultra," jelasnya.
 
Untuk itu, Asmar berharap agar penanganan stunting di Bumi Anoa bisa dilakukan secara bersama-sama dengan dinas-dinas terkait. Sebab, permasalahan stunting merupakan permasalahan yang kompleks.
 
"Jadi, secara koherensi memang kita diharapkan bisa bersama-sama menyelesaikan stunting yang ada di Sultra," bebernya.
 
Asmar mengungkapkan, menjelaskan sebagai upaya BKKBN Sultra dalam menurunkan angka stunting, pihaknya telah melakukan beberapa cara, yaitu dengan membuat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten/kota.
 
"Kalau di provinsi itu ketuanya Pak Wakil Gubernur, kalau di kabupaten/kota itu ketuanya Wakil Wali Kota atau Wakil Bupati," tambahnya.

Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024