Kolaka (ANTARA) - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari Letkol Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari meminta seluruh jajarannya yang ada di Pos Angkatan Laut di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, agar memaksimalkan patroli laut meski kondisi sarana dan prasarana serba terbatas.

"Agar dapat melaksanakan patroli keamanan laut terbatas ini tidak bisa bekerja sendiri harus didukung dengan data inteligen yang valid," kata Danlanal Kendari di sela melakukan pengarahan pada personel Posal Kolaka di Kolaka, Sabtu.

Dia menyampaikan, dalam melakukan patroli laut terbatas perlu adanya data inteligen yang bisa didapatkan dari pemerintah setempat, pemangku kepentingan lainnya yang bergerak di bidang kemaritiman.

"Jangan sampe kita sudah keluar karena diindikasi ada kegiatan ilegal namun tidak didukung dengan data intelijen yang akurat maka akan sia-sia. Oleh karena itu pandai-pandai bergaul mencari informasi untuk mendukung tugas pokok kita," ujar dia.

Meski begitu, Danlanal menilai perlu ada penambahan sarana dan prasarana patroli laut untuk menjaga keamanan perairan laut Kolaka dan sekitarnya. Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari Letkol Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari bersama jajarannya di Pos Angkatan Laut di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (14/1/2023) (ANTARA/Harianto)
Danlanal juga meminta jajarannya di Kolaka agar melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan (Dawilhanla) yang merupakan salah satu tugas pokok TNI Angkatan Laut tertuang dalam Undang-Undang TNI Nomor 34 Pasal 9 huruf a sampai e.

"Pengembangan kekuatan, pembangunan kekuatan, diplomasi, polisionil, dan dawilhanla itu perlu ditanamkan," jelas dia.

Ia menerangkan polisionil yakni pihaknya bisa memeriksa, menindak, menangkap, memproses hingga tingkat pengadilan tanpa memerlukan bantuan penyidik lainnya karena perwira TNI AL ketika dilantik menjadi perwira sudah otomatis melekat dengan pangkatnya untuk menjadi seorang penyidik. Sedangkan bintara dan tamtama membantu penyidik. 

Danlanal menyebut untuk melaksanakan tugas pokok Dawilhanla ada tiga hal yang harus dipahami yakni kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial.

"Geografi kita harus tahu bagaimana geografinya Kolaka ini, misalnya dia berbukit-bukit, dia bergunung-gunung, sumber daya apa yang ada, kita harus petakan. Demografinya menyangkut masyarakatnya kita harus banyak menjalin komunikasi yang bagus dengan masyarakat. memahami kultur-nya dan budayanya," terang Danlanal Kendari.

Sedangkan untuk kondisi sosial, lanjut Danlanal, berupa ilmu pengetahuan, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Ia menekankan agar hal tersebut harus betul-betul dipetakan.

"Harusnya ada peta wilayah kerja karena dengan satu peta wilayah kerja di situ kita bisa memetakan demografinya, geografinya dan kondisi sosialnya. Dari situ kita perkecil kerawanan, dari situ kita bisa petakan kemampuan dukungan logisitik mampu atau tidak. Itu akan menjadi laporan bulanan ke Lanal Kendari," kata Danlanal Kendari.

Usai memberikan pengarahan, Danlanal Kendari melakukan panen ikan lele yang dibudidayakan oleh personel TNI AL Posal Kolaka. Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari Letkol Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari saat panen ikan lele yang dibudidayakan oleh TNI AL di Pos Angkatan Laut di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (14/1/2023) (ANTARA/Harianto)

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024