Wakatobi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Wakatobi dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara membangun kerja sama dalam mengembangkan komoditas bawang merah sebagai upaya mengendalikan dan menekan inflasi di daerah tersebut.

Sekretaris Daerah Wakatobi Kamaruddin di Wakatobi, Rabu mengatakan selain sektor pariwisata dan perikanan, daerah tersebut juga memiliki keunggulan di sektor pertanian berupa komoditas bawang merah.

"Salah satu cara bagaimana kita bisa kembangkan komoditas bawang merah, yang saat ini kami melakukan adalah penanaman masif agar masyarakat betul-betul terbantu," katanya.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi bersama BI Sultra menandatangani komitmen pengendalian inflasi dan bimbingan teknis pengembangan komoditas bawang merah di Desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan.

Kegiatan tersebut dihadiri para petani bawang merah yang tergabung dalam wadah gabungan kelompok tani (gapoktan) dari empat pulau se-Wakatobi yakni Pulau Wanci, Kaledupa, Tomia dan Binongko.

Menurut Kamaruddin, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah kabupaten dalam pengendalian serta menekan laju inflasi daerah.

Ia menyebut dalam pengembangan komoditas bawang merah ini, pemerintah setempat menggerakkan 903 petani yang tergabung dalam 30 kelompok tani dengan potensi lahan seluas 30 hektare.

"Pertanian ini merupakan salah satu sektor unggulan kita, kalau pangan kita kuat maka rintangan dan wabah apapun tidak akan menjadi hambatan, makanya masyarakat kita berikan pemberdayaan untuk itu (pengembangan komoditas bawang merah," ujar Kamaruddin.

  Kepala Seksi Humas BI Sultra Ali Muhasan, Rabu (9/11/2022) (ANTARA/Saharuddin)




Kepala Seksi Humas BI Sultra Ali Muhasan mengatakan bahwa Wakatobi bisa menjadi salah satu pemasok bawang merah di Sultra karena petani dan lahan yang tersedia sangat potensial.

"Wakatobi bisa lebih kontribusi karena memang potensinya yang dimiliki hingga 30 hektare itu target pengembangan komoditas bawang merah, karena bawang merah salah satu komoditas penyumbang inflasi yang sering terjadi baik secara regional maupun nasional," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024