Kendari (ANTARA) - Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, La Ode Ahmad Monianse meminta Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat membantu masyarakat dalam mengembangkan komoditas buah naga.

"Sangat bagus nilai ekonominya karena buah naga bisa Rp20-25 ribu per kilo, sedangkan satu buah itu bisa seberat 1 kiloan," ujar La Ode Ahmad Monianse usai melakukan panen buah naga di lahan percontohan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Betoambari Baubau, Sultra, Senin.

Wali Kota mengapresiasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Baubau serta BPP yang sudah memperlihatkan tugas pokok dan fungsinya untuk mengembangkan berbagai budidaya komoditas, salah satunya adalah buah naga.

Ia meminta agar hasil pengembangan buah naga tersebut dapat dikembangkan di masyarakat karena komoditas itu memiliki potensi nilai ekonomi dengan harga yang cukup lumayan bagus.

"Ini kita harapkan agar direplikasi di kebun-kebun warga karena mereka sudah belajar dan punya kelebihan bagaimana cara yang terbaik yang harus dilakukan mulai dari pemilihan bibit, pemupukan, pemeliharaan hingga panen," ujarnya.

Menurutnya BPP sebagai penyuluh pertanian akan membantu petani-petani, baik yang sudah memulai maupun yang baru ingin memulai budidaya komoditas buah naga di kebunnya masing-masing.

Untuk mengembangkan buah jenis kaktus itu, menurutnya, masyarakat yang ingin menanam buah naga bisa datang belajar di BPP tersebut untuk dibina mulai dari pemilihan bibit, tahapan penanaman sampai dengan panen.

"Kalau misalnya para petani juga ingin kumpul di satu lahan tertentu lalu penyuluhnya datang untuk menyampaikan cara-caranya mereka bisa," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Baubau Muhamad Rais M mengatakan, penghasilan dari menanam buah naga dapat menjanjikan karena apabila dipelihara atau dirawat dengan baik akan bisa terus berproduksi.

"Siklusnya ada yang berbuah, berbunga dan ada yang sudah mau dipanen, jadi nyambung terus. Jadi kalau misalnya kita budidaya buah naga ini luar biasa maka bisa setiap bulan di pohonnya ada terus buahnya," kata Rais.

Ia memberi contoh, ukuran biasa tiga biji sudah seberat 2 kilogram, lalu jika petani atau masyarakat pada umumnya mempunyai 100 pohon dan kapasitasnya 30 biji per pohon, maka sudah bisa memanen sebanyak 3.000 biji, dan jika dijual seharga Rp20 ribu per kilo berarti biasa menghasilkan Rp30 juta.

Rais mengemukakan, penanaman buah naga di lahan percontohan BPP Betoambari sudah beberapa kali dilakukan dimana penanaman pertama menghasilkan 20 biji per pohon, kemudian diuji coba lagi menghasilkan 40 biji, dan terakhir ini bisa sampai 70 biji per pohon.

"Sekarang yang ada ini kurang lebih 200 pohon di lahan kurang lebih 1 hektare. Kemarin kita uji coba penanaman perdana itu enam bulan sudah mulai produksi dengan konsentrasi pupuk organik yang betul-betul rekomendasinya pul," ujarnya.

Saat ini, kata Rais, pihaknya sudah banyak permintaan dari masyarakat yang ingin bertani buah naga di lahan kebunnya masing-masing.

Ia mengaku, untuk membimbing petani, BPP siap untuk memfasilitasi dengan menyiapkan bibitnya, lubang dan tiangnya, hanya tinggal dibicarakan ongkos item tersebut.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024