Kendari (ANTARA) - Siswa-siswi kelas X pada SMA di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tidak lagi menggunakan istilah penjurusan terkait implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada tahun pelajaran 2022-2023, melainkan menggali potensi siswa.

Seperti halnya di SMA Negeri 4 Kendari yang kini telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan pada kelas X, mengingat kelas XI dan XII tengah menjalankan kurikulum yang diterapkan sebelumnya, kata Kepala SMU Negeri 4 Kendari, Liyu M.Pd di Kendari, Selasa.

Liyu menerangkan, untuk memaksimalkan penerapan kurikulum tersebut, pihaknya telah melalukan persiapan maksimal.

"Kami telah beberapa kali menggelar workshop dan juga pembelajaran terkait rancangan dari implementasi kurikulum merdeka belajar ini, terlebih merupakan hal yang baru untuk itu perlu dilakukan persiapan yang maksimal," ujarnya.

Ia berharap, nantinya siswa yang mengikuti kurikulum Merdeka Belajar ini bakal merasa nyaman dan dapat berkembang.

"Utamanya kita harapkan siswa/siswi tidak lagi terbebani dengan masalah penjurusan karena nantinya mereka akan fokus memilih mata pelajaran apa saja yang akan dipelajari dan dikembangkan utamanya dalam persiapan menuju jenjang pendidikan selanjutnya dan hal itu bukan hanya menjadi diskusi dari guru dan murid saja tapi juga mendapat masukan dari bimbingan konseling dan orang tua siswa," lanjut Liyu.

Menurut Liyu dengan terobosan Kurikulum Merdeka belajar tersebut siswa diajak bagaimana bisa mandiri, bisa berkolaborasi dengan orang banyak dan bagaimana siswa dibuat harus berpikir kreatif.

Penerapan kurikulum merdeka belajar tersebut , lanjut Liyu juga sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan Nadiem Makariem yang mengharapkan melalui kurikulum tersebut pembelajaran akan jauh lebih memerdekakan, menyenangkan, mendalam, dan relevan untuk para pelajar.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024