Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta dukungan semua pihak untuk bersama-sama menekan angka jumlah kasus stunting yang dinilai masih cukup tinggi di daerahnya.

Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga di Kendari, Senin mengungkapkan, jumlah balita yang mengalami gejala stunting saat ini mencapai 2.763 jiwa dan  keluarga berisiko stunting sebanyak 32.902 kepala keluarga.

"Saya mengajak kepada semua pihak, untuk bersama-sama memikirkan dan selanjutnya melakukan aksi nyata mengatasi kondisi stunting di Konsel. Keterlibatan para OPD sangat dibutuhkan. Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Konsel harus bekerja serius," ujar Surunuddin.

Ia mengatakan, tak kalah penting adalah kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan, ketersediaan pangan, pola hidup sehat, dan sumber air bersih.

"Kalau ini sudah kita upayakan bersama, maka stunting bisa kita atasi. Targetnya dengan kerjasama seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat, stunting bisa turun di bawah sepuluh persen," katanya.

Sementara itu, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Konsel, dr Maharayu menjelaskan pihaknya telah melaunching program "Dashat" (Dapur sehat atasi stunting) tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.

Dikatakan, pemenuhan gizi itu untuk calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita stunting.

"Daerah kita, dapur sehat ini sudah tersebar di 53 kampung berkualitas (KB). Kami berharap semua desa di Konawe Selatan punya dapur sehat. Karena dari data yang ada hampir semua desa ada kasus stuntingnya. Kemudian harapan kita di tahun 2025 nol kasus di Konawe Selatan," ujarnya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024