Laworo (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan sosialisasi panduan verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting (verivali KRS) di Kabupaten Muna Barat.

"Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang kami lakukan untuk percepatan penurunan stunting diwilayah Sultra," kata
Koordinator Bidang ADPIN BKKBN Sultra, Agus Salim, SE., MM, di Laworo, Muna Barat, Selasa.

Agus Salim mengatakan, pihaknya bersama Bidang Data dan Informasi melaksanakan Kegiatan Verivali data KRS dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota wilayah Sultra termasuk wilayah Muna Barat, sasaran verval yakni pasangan usia subur hamil,  keluarga punya baduta (0-23 bulan), keluarga punya balita  (24-59 bulan).

"Data yang tersaji akan di mutakhirkan sesuai kondisi terkini sehingga data sasaran menjadi valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penajaman sasaran pendampingan keluarga maupun intervensi pada keluarga berisiko stunting sehingga percepatan penurunan stunting di Sultra dapat terwujud," ungkap Agus.

Menurut Agus, Verivali data KRS bertujuan untuk membandingkan data hasil pendataan keluarga tahun 2021 (PK 21) dengan kondisi terkini di lapangan, seperti penambahan data sasaran baru, maupun perbaikan data sasaran berdasar kondisi terkini melalui pengolahan data menggunakan app sheet atau excel yang dikumpulkan melalui formulir R/1/KRS.

Berdasarkan data yang dihimpun BKKBN Sultra kata Agus, resiko angka stunting Sultra Pada tahun 2021 mencapai 91.4 Ribu atau 30,2 persen dari jumlah penduduk wilayah Sultra mencapai 2,6 juta jiwa.

"Pada wilayah Muna Barat jumlah angka stunting pada tahun 2021 tercatat sebesar 29 persen dengan jumlah resiko stunting 3.125 anak," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas pengendalian Penduduk dan KB Muna Barat, La Ode Andi Muna menyampaikan bahwa pemerintah Muna Barat terus berupaya dalam penanggulangan resiko stunting.

"Melalui penerapan verivali diharapkan dapat memudahkan pemerintah Muna Barat melakukan kebijakan dalam melakukan pendampingan resiko stunting dan kami berharap dengan langkah ini angka stunting dapat berkurang bahkan tidak ada." pungkasnya.


Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024