Kendari (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), memprediksi puncak arus mudik Lebaran atau Idul Fitri 1443 Hijriah bagi masyarakat yang datang maupun pulang ke Bombana diperkirakan pada H-7.

Kadis Perhubungan Bombana Ramsi melalui telepon di Kendari, Selasa, mengatakan, keberadaan pelabuhan penyeberangan feri yang dibangun pemerintah lima tahun lalu kini sudah menjadi pelabuhan alternatif bagi masyarakat pengguna transportasi laut, bagi warga Bombana yang tinggal dan bekerja di wilayah lain, maupun warga dari kabupaten lain di Sultra seperti Kabupaten Muna Barat, Muna, Buton, Buton Tengah dan Pulau Kabaena.

"Selama beroperasinya pelabuhan feri ini, warga masyarakat Kabupaten Muna, Muna Barat, dan Buton Tengah, memilih jalur penyeberangan ini karena selain jarak tempuh lebih dekat juga menghindari padatnya arus penumpang di saat menjelang Lebaran," ujarnya.

Ia menyebutkan jarak tempuh dari Pelabuhan Kasipute menuju pelabuhan Tondai Kabupaten Muna Barat hanya 2 jam lebih sedikit, begitu juga menuju Pelabuhan Pising di Pulau Kabaena Utara hanya ditempuh kurang lebih 3 jam.

Adapun kapal feri yang telah beroperasi di pelabuhan penyeberangan itu adalah milik swasta yakni KM Dharma Kencana I dengan kapasitas kendaraan roda empat 40-45 unit sekali muat, sedangkan penumpang bisa mencapai 150 orang.

"Jadwal operasi kapal feri dari Pelabuhan Kasipute di ibu kota Bombana ini dengan dua tujuan pelabuhan, memang hanya tiga kali dalam seminggu yakni, tujuan Tondasi Muna Barat setiap hari Senin, Selasa dan Jumat, sedangkan ke Pelabuhan Pising Kepulauan Kabaena setiap hari Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu," ujar mantan staf ahli Bupati Bombana Kapal Feri Dharma Kencana-1 yang beroperasi di Bombana dengan rute Tondasi Muna Barat dan Pising Pulau Kabaena. (Foto Antara/Istimewa)

Selain pelabuhan feri, juga ada transportasi kapal cepat KM Buana Exspres dari Kasipute menuju Pulau Kabaena dengan kapasitas penumpang 60-70 orang yang ditempuh kurang lebih 40-45 menit.

"Sementara untuk kapal-kapal rakyat dengan bobot mulai dari 10 GT hingga ada 160 GT sebanyak 14 armada, termasuk 3 spit milik masyarakat dengan tujuan pelabuhan Kota Baubau, Pajala Muna Barat, Toli-Toli, Boepinang, Dongkala dan bahkan ada yang menuju Pelabuhan Bajoe Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang harus transit di Pelabuhan Boepinang," ujarnya.

Ramsi menambahkan prediksi peningkatan jumlah arus mudik lebaran tahun ini tidak bisa dihindari, apalagi setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan membolehkan masyarakat di Tanah Air untuk mudik ke kampung halaman masing-masing menyusul melandainya kasus COVID-19.

"Yang pasti bahwa semua penumpang yang akan mudik melalui jalur pelabuhan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan saat berada di atas kapal," tuturnya.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024