Makassar (ANTARA) - Belasan orang diduga perusuh saat mengikuti aksi unjuk rasa menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden yang berujung ricuh ditangkap polisi usai dibubarkan paksa aparat keamanan di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Dari pendorongan tadi saat mereka melempari anggota, kami amankan kurang lebih 10 orang," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana usai rapat koordinasi di show room Kalla Toyota, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin.
Namun demikian, jumlah diduga perusuh yang ditangkap anggota, kata dia, dimungkinkan masih bisa bertambah, sebab, petugas terus menyisir di lapangan, karena masih terjadi gejolak aksi mahasiswa berkumpul di area kampus seperti UNM, Unismuh dan UMI Makassar yang hendak dibubarkan petugas.
Ia menambahkan, kericuhan dalam demo mahasiswa tersebut dipicu oknum kelompok tertentu melempari pagar serta kantor DPRD Sulsel dengan batu. Telah diperingatkan, namun tidak digubris para pelaku.
"Mereka ini sudah kita peringatkan (mahasiswa) untuk menghentikan pelemparan, karena akan merusak apalagi kantor pemerintah dan juga dewan, tapi tidak digubris," katanya kepada wartawan.
"Mau tidak mau kita lakukan pendorongan, tetapi kita sampaikan persuasif, namun mereka tidak mendengarkan. Terpaksa kita gunakan gas air mata" paparnya menambahkan.
Sejauh ini, kondisi di sejumlah titik seperti di wilayah jembatan layang, jalan Urip Sumoharjo dan Andi Pangeran Pettarani, kata Nana, sudah mulai kondusif, arus lalulintas mulai lancar.
Sebelumnya, mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat keamanan, saat berusaha mendobrak pagar kantor DPRD Sulsel. Walaupun sudah diterima pimpinan DPRD setempat dan akan menindaklanjuti tuntutan mereka soal polemik pemilu itu dan persoalan sosial lainnya ke tingkat pusat, tapi mereka tetap tidak bergeming.
Karena aksi oknum kelompok tertentu akan merusak fasilitas umum, polisi langsung mengambil langkah tegas membubarkan kerumunan dengan tembakan gas air mata, tetapi dibalas lemparan batu.
"Saat ini masih terus kita lakukan identifikasi (diduga pelaku terlibat). Kalau petugas yang terluka belum ada laporan masuk," ujar mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Sedangkan jumlah massa yang turun ke jalan dalam demonstrasi tersebut, kata Kapolda, diperkirakan lebih dari 2.000-an orang.
"Dari pendorongan tadi saat mereka melempari anggota, kami amankan kurang lebih 10 orang," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana usai rapat koordinasi di show room Kalla Toyota, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin.
Namun demikian, jumlah diduga perusuh yang ditangkap anggota, kata dia, dimungkinkan masih bisa bertambah, sebab, petugas terus menyisir di lapangan, karena masih terjadi gejolak aksi mahasiswa berkumpul di area kampus seperti UNM, Unismuh dan UMI Makassar yang hendak dibubarkan petugas.
Ia menambahkan, kericuhan dalam demo mahasiswa tersebut dipicu oknum kelompok tertentu melempari pagar serta kantor DPRD Sulsel dengan batu. Telah diperingatkan, namun tidak digubris para pelaku.
"Mereka ini sudah kita peringatkan (mahasiswa) untuk menghentikan pelemparan, karena akan merusak apalagi kantor pemerintah dan juga dewan, tapi tidak digubris," katanya kepada wartawan.
"Mau tidak mau kita lakukan pendorongan, tetapi kita sampaikan persuasif, namun mereka tidak mendengarkan. Terpaksa kita gunakan gas air mata" paparnya menambahkan.
Sejauh ini, kondisi di sejumlah titik seperti di wilayah jembatan layang, jalan Urip Sumoharjo dan Andi Pangeran Pettarani, kata Nana, sudah mulai kondusif, arus lalulintas mulai lancar.
Sebelumnya, mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat keamanan, saat berusaha mendobrak pagar kantor DPRD Sulsel. Walaupun sudah diterima pimpinan DPRD setempat dan akan menindaklanjuti tuntutan mereka soal polemik pemilu itu dan persoalan sosial lainnya ke tingkat pusat, tapi mereka tetap tidak bergeming.
Karena aksi oknum kelompok tertentu akan merusak fasilitas umum, polisi langsung mengambil langkah tegas membubarkan kerumunan dengan tembakan gas air mata, tetapi dibalas lemparan batu.
"Saat ini masih terus kita lakukan identifikasi (diduga pelaku terlibat). Kalau petugas yang terluka belum ada laporan masuk," ujar mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Sedangkan jumlah massa yang turun ke jalan dalam demonstrasi tersebut, kata Kapolda, diperkirakan lebih dari 2.000-an orang.