Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan e-booklet Stunting Nasional sebagai panduan kepada tim pendamping Keluarga untuk mencegah stunting (tumbuh kerdil) di Tanah Air.
"Tim pendamping keluarga akan bergerak melakukan penyuluhan, memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita, memberikan rujukan jika diperlukan, menyalurkan bantuan sosial bagi keluarga berisiko stunting, serta surveilans terhadap kelompok sasaran di tingkat desa/kelurahan," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat hadir secara virtual dalam agenda launching e-book Stunting Nasional yang diikuti melalui aplikasi Zoom di Jakarta, Rabu.
E-booklet bertajuk "Demi Keluarga: Pahami Langkah Penting Cegah Stunting" disusun BKKBN dengan melibatkan PT Daya Inovasi Keluarga (Demi Kita) selaku start-up yang fokus dalam pemberdayaan keluarga serta didukung oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).
Hasto mengatakan stunting merupakan permasalahan nasional yang sangat serius yang dihadapi oleh keluarga di Indonesia. Sebab berdasarkan hasil studi, satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting dan berisiko mempengaruhi kualitas generasi bangsa yang berakibat tidak tercapainya Indonesia Emas 2045.
Salah satu langkah strategis demi menurunkan angka stunting dari 29 persen menjadi 14 persen pada 2024, kata Hasto, di antaranya adalah dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri atas bidan, kader Tim Penggerak PKK, Kader KB dengan tujuan meningkatkan akses informasi dan pelayanan kepada keluarga. Bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa/kelurahan.
TPK akan melakukan pendampingan kepada semua calon pengantin dan keluarga agar memeriksakan kesehatan dan tumbuh kembang anaknya terutama pada usia 0-23 bulan agar kasus stunting pada keluarga atau pada keluarga yang berisiko stunting di pedesaan pun dapat segera diketahui, dipantau, dan ditangani dengan cepat.
"Melihat peranan TPK yang sangat besar itulah, kami sadar betul bahwa mereka perlu diberikan bekal dan amunisi yang memadai dalam menghadapi tantangan yang akan terjadi di lapangan, tidak hanya memproduksi e-booklet yang memuat informasi dan rujukan penting seputar pencegahan stunting, kami juga membekali para TPK dengan buku panduan cara menggunakan e-booklet ini," katanya.
Direktur Utama Demi Kita Dinar Pandan Sari menyadari isu stunting bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah, namun juga semua elemen masyarakat termasuk sektor privat.
Dengan hadirnya alat bantu e-booklet tersebut diharapkan Indonesia dapat keluar dari belenggu stunting dan mampu mencetak generasi gemilang.
"Sebagai perusahaan start-up yang memiliki visi meningkatkan pemberdayaan keluarga-keluarga Indonesia, kami sangat menyambut baik kolaborasi ini," katanya.
E-booklet tersebut menyajikan informasi yang komprehensif yang telah disesuaikan dengan kebutuhan para TPK juga para pembaca awam seperti kurva pertumbuhan kasus berbasis laporan WHO dan perkembangan BKKBN, panduan pola makan seimbang, tautan menuju artikel dan video dari Skata.info, lima fase kehidupan, dan permainan.
Agenda peluncuran e-booklet tersebut juga dihadiri secara virtual oleh lebih dari 1,000 orang Tim Pendamping Keluarga perwakilan dari 33 provinsi di Indonesia.
"Tim pendamping keluarga akan bergerak melakukan penyuluhan, memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita, memberikan rujukan jika diperlukan, menyalurkan bantuan sosial bagi keluarga berisiko stunting, serta surveilans terhadap kelompok sasaran di tingkat desa/kelurahan," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat hadir secara virtual dalam agenda launching e-book Stunting Nasional yang diikuti melalui aplikasi Zoom di Jakarta, Rabu.
E-booklet bertajuk "Demi Keluarga: Pahami Langkah Penting Cegah Stunting" disusun BKKBN dengan melibatkan PT Daya Inovasi Keluarga (Demi Kita) selaku start-up yang fokus dalam pemberdayaan keluarga serta didukung oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).
Hasto mengatakan stunting merupakan permasalahan nasional yang sangat serius yang dihadapi oleh keluarga di Indonesia. Sebab berdasarkan hasil studi, satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting dan berisiko mempengaruhi kualitas generasi bangsa yang berakibat tidak tercapainya Indonesia Emas 2045.
Salah satu langkah strategis demi menurunkan angka stunting dari 29 persen menjadi 14 persen pada 2024, kata Hasto, di antaranya adalah dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri atas bidan, kader Tim Penggerak PKK, Kader KB dengan tujuan meningkatkan akses informasi dan pelayanan kepada keluarga. Bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa/kelurahan.
TPK akan melakukan pendampingan kepada semua calon pengantin dan keluarga agar memeriksakan kesehatan dan tumbuh kembang anaknya terutama pada usia 0-23 bulan agar kasus stunting pada keluarga atau pada keluarga yang berisiko stunting di pedesaan pun dapat segera diketahui, dipantau, dan ditangani dengan cepat.
"Melihat peranan TPK yang sangat besar itulah, kami sadar betul bahwa mereka perlu diberikan bekal dan amunisi yang memadai dalam menghadapi tantangan yang akan terjadi di lapangan, tidak hanya memproduksi e-booklet yang memuat informasi dan rujukan penting seputar pencegahan stunting, kami juga membekali para TPK dengan buku panduan cara menggunakan e-booklet ini," katanya.
Direktur Utama Demi Kita Dinar Pandan Sari menyadari isu stunting bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah, namun juga semua elemen masyarakat termasuk sektor privat.
Dengan hadirnya alat bantu e-booklet tersebut diharapkan Indonesia dapat keluar dari belenggu stunting dan mampu mencetak generasi gemilang.
"Sebagai perusahaan start-up yang memiliki visi meningkatkan pemberdayaan keluarga-keluarga Indonesia, kami sangat menyambut baik kolaborasi ini," katanya.
E-booklet tersebut menyajikan informasi yang komprehensif yang telah disesuaikan dengan kebutuhan para TPK juga para pembaca awam seperti kurva pertumbuhan kasus berbasis laporan WHO dan perkembangan BKKBN, panduan pola makan seimbang, tautan menuju artikel dan video dari Skata.info, lima fase kehidupan, dan permainan.
Agenda peluncuran e-booklet tersebut juga dihadiri secara virtual oleh lebih dari 1,000 orang Tim Pendamping Keluarga perwakilan dari 33 provinsi di Indonesia.