Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara menyatakan transaksi nontunai di provinsi tersebut telah meningkat 15,6 persen (yoy) selama periode Januari-Oktober 2021.

Pelaksana Tugas Kepala BI Sultra Taufik Ariesta Ardhiawan di Kendari, Rabu, mengatakan total transaksi non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) dan Bank Indonesia–Real-Time Gross Settlement (BI-RTGS) itu tercatat sebesar Rp16,8 triliun.

"Hal ini selaras dengan shifting preferensi masyarakat untuk transaksi di era digital dan masa pandemi COVID-19," kata Taufik pada kegiatan pertemuan tahunan BI Sultra tahun 2021.

Deputi Kepala Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan dan Keuangan Daerah KPwBI Sultra ini juga menuturkan jumlah uang yang beredar hingga Oktober 2021 tercatat Rp3,9 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 17,4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Penurunan yang terjadi tersebut selaras dengan peralihan penggunaan transaksi digital oleh masyarakat Sulawesi Tenggara," ujar dia.

Selain itu, sebagai upaya meningkatkan kualitas uang beredar, ia memastikan jumlah uang yang dimusnahkan hingga Oktober 2021 mencapai Rp1,1 triliun atau turun sebesar 13,4 persen dibandingkan tahun 2020.

Saat ini, BI Sulawesi Tenggara secara konsisten melayani kebutuhan uang untuk transaksi tunai dengan memastikan uang beredar yang tepat kuantitas maupun kualitas.

"Untuk mendukung hal tersebut, kami memiliki dua lokasi kas titipan yaitu di Kolaka dan Baubau. Tidak hanya melalui perbankan, layanan langsung kepada masyarakat kami berikan melalui Kas Keliling yang menjangkau hingga wilayah terluar Sulawesi Tenggara," katanya.

Terkait sektor sistem pembayaran, BI selalu berkomitmen untuk memastikan sistem pembayaran berjalan aman, efisien, lancar, dan andal. Oleh karena itu, BI akan menghadirkan BI-FAST, sebuah infrastruktur SP ritel yang menjamin transaksi real time dan 24/7.
 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024