Purwokerto (ANTARA) - Psikolog keluarga Ketty Murtini, S.Psi, Psi mengingatkan bahwa seorang ayah secara psikologis memiliki peran yang penting dalam membentuk kepribadian dan karakter buah hatinya.
"Secara psikologis, ayah juga ikut serta membentuk kepribadian seorang anak. Dulu dalam pola pengasuhan lebih banyak ibu yang disebut tetapi pada dasarnya ayah dan ibu punya kontribusi yang seimbang dalam tumbuh kembang anak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Psikolog dari salah satu biro psikologi di Purwokerto itu, mengatakan bahwa dalam pola pengasuhan, ayah dan ibu harus sepakat untuk terlibat langsung dalam pengasuhan anak mereka.
"Jika tidak sepakat maka anak akan mudah mengalami kebingungan," katanya.
Dia menambahkan bahwa ayah biasanya lebih memiliki peran yang terkait dengan dunia luar, sedangkan ibu lebih pada peran domestik.
"Dari ayah seorang anak bisa belajar tentang maskulinitas, belajar tentang dunia di luar rumah dan tentang peran di masyarakat. Ayah adalah figur kepala keluarga yang menjadi panutan serta contoh bagi anak, juga dalam peran mencari nafkah dan melindungi keluarga," katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa pendidikan bagi anak yang utama dan pertama dari ayah dan ibunya.
"Seorang anak secara psikologis butuh ayah dan ibunya sekaligus," katanya.
Jika dikaitkan dengan pandemi COVID-19, katanya, ayah perlu berperan sebagai pemimpin.
"Sebagai contoh adalah mengenai bagaimana menjaga dan menerapkan protokol kesehatan, kebersihan dan juga keselamatan keluarga. Sebaiknya ayah juga membuat peraturan keluarga yang disepakati bersama oleh ibu dan anak mengenai bagaimana menerapkan prokes di rumah maupun di luar rumah," katanya.
Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Tyas Retno Wulan mengingatkan bahwa seorang anak pada setiap fase kehidupannya membutuhkan "role model" yang ideal agar bertumbuh dengan baik secara sosial, psikis, maupun fisik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, seorang anak membutuhkan peran dari kedua orang tua mereka.
"Selama ini seolah-olah ada pembagian kerja dalam masyarakat bahwa ayah berperan untuk 'instrumental role' atau terkait dengan mencari nafkah, berhubungan dengan pihak luar dan lain sebagainya sementara ibu berperan dalam 'ekspresif role' seperti kasih sayang, perhatian dan lain-lain," katanya.
Padahal, kata dia, keduanya harus bisa melakukan kedua peran itu dengan seimbang guna mendukung psikologis dan tumbuh kembang anak.
"Secara psikologis, ayah juga ikut serta membentuk kepribadian seorang anak. Dulu dalam pola pengasuhan lebih banyak ibu yang disebut tetapi pada dasarnya ayah dan ibu punya kontribusi yang seimbang dalam tumbuh kembang anak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Psikolog dari salah satu biro psikologi di Purwokerto itu, mengatakan bahwa dalam pola pengasuhan, ayah dan ibu harus sepakat untuk terlibat langsung dalam pengasuhan anak mereka.
"Jika tidak sepakat maka anak akan mudah mengalami kebingungan," katanya.
Dia menambahkan bahwa ayah biasanya lebih memiliki peran yang terkait dengan dunia luar, sedangkan ibu lebih pada peran domestik.
"Dari ayah seorang anak bisa belajar tentang maskulinitas, belajar tentang dunia di luar rumah dan tentang peran di masyarakat. Ayah adalah figur kepala keluarga yang menjadi panutan serta contoh bagi anak, juga dalam peran mencari nafkah dan melindungi keluarga," katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa pendidikan bagi anak yang utama dan pertama dari ayah dan ibunya.
"Seorang anak secara psikologis butuh ayah dan ibunya sekaligus," katanya.
Jika dikaitkan dengan pandemi COVID-19, katanya, ayah perlu berperan sebagai pemimpin.
"Sebagai contoh adalah mengenai bagaimana menjaga dan menerapkan protokol kesehatan, kebersihan dan juga keselamatan keluarga. Sebaiknya ayah juga membuat peraturan keluarga yang disepakati bersama oleh ibu dan anak mengenai bagaimana menerapkan prokes di rumah maupun di luar rumah," katanya.
Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Tyas Retno Wulan mengingatkan bahwa seorang anak pada setiap fase kehidupannya membutuhkan "role model" yang ideal agar bertumbuh dengan baik secara sosial, psikis, maupun fisik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, seorang anak membutuhkan peran dari kedua orang tua mereka.
"Selama ini seolah-olah ada pembagian kerja dalam masyarakat bahwa ayah berperan untuk 'instrumental role' atau terkait dengan mencari nafkah, berhubungan dengan pihak luar dan lain sebagainya sementara ibu berperan dalam 'ekspresif role' seperti kasih sayang, perhatian dan lain-lain," katanya.
Padahal, kata dia, keduanya harus bisa melakukan kedua peran itu dengan seimbang guna mendukung psikologis dan tumbuh kembang anak.