Kendari (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menggandeng pekerja media baik cetak, elektronik hingga daring di daerah setempat guna mewujudkan kota tanggap ancaman narkoba (Kotan).

Kepala BNN Kendari Murniaty di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa upaya mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bukan hanya menjadi tanggung jawab BNN namun membutuhkan peran pihak lainnya termasuk pekerja media.

"Peran media sangat penting karena kita mitra. Media merupakan perpanjangan tangan BNN, karena tidak mungkin seluruh 65 kelurahan se-Kota Kendari dengan 47 orang personelnya dengan luas wilayah kerja bukan hanya di kota Kendari tetapi wilayah Konawe semuanya," kata dia saat membuka kegiatan penguatan kapasitas kepada insan media untuk mendukung tanggap ancaman narkoba (Kotan).

Menurut dia, media bisa mengambil peran dengan mengkampanyekan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dapat mengancam kesehatan maupun terhadap aspek hukum melalui konten-konten kreatif yang dapat mengedukasi masyarakat agar menjauhi barang haram itu.

Dia menyampaikan, meskipun saat ini di masa pandemi COVID-19, namun penyalahgunaan narkoba di daerah itu tetap terjadi sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan sebagai bentuk mendukung kota tanggap rawan narkoba (Kontan).

"Begitu juga data dengan di klinik Pratama BNN yang tahun ini walaupun pandemi COVID-19 tapi ternyata peredaran narkoba tetap saja menggeliat," ujar dia.

Dia menyebut, usia produktif 15-64 tahun di Kendari hingga tahun 2021 sekitar sekitar 273 jiwa terpapar terhadap narkoba, sementara secara umum di Sulawesi Tenggara diperkirakan sekitar 2.190 jiwa terpapar narkoba.

Dia berharap melalui kegiatan penguatan kapasitas kepada insan media untuk mendukung tanggap ancaman narkoba (Kontan) bisa menekan angka penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di ibu kota provinsi itu.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024