Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara berencana memperbanyak jumlah peserta pembelajaran tatap muka di sekolah pada November 2021.

Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Ahad, mengatakan bahwa pemerintah kota menyiapkan skema penambahan jumlah peserta pembelajaran tatap muka karena penularan COVID-19 mulai terkendali.

"Belajar tatap muka saat ini sementara kita siapkan skemanya, mudah-mudahan di awal bulan November kita dorong lagi," katanya.

"Mudah-mudahan di awal bulan November ini bisa semakin besar persentasenya, yang kita inginkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka," ia menambahkan.

Dia mengatakan bahwa perbaikan-perbaikan terus dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Meski begitu, pemerintah kota belum berani mengambil risiko untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah sebagaimana biasa, dengan 100 persen siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Kalau perkembangannya memungkinkan kita akan dorong ke sana, karena kan kita tidak ingin masa depan anak-anak kita ini nanti hilang. Namun kita harus menempatkan secara tepat penanganan protokol COVID-19," tutur Sukarnain.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Kendari Makmur sebelumnya menjelaskan bahwa di Kota Kendari pembelajaran tatap muka pada masa pandemi COVID-19 dilaksanakan berdasarkan tiga klasifikasi sekolah, yakni sekolah kecil, sekolah sedang, dan sekolah besar.

Dia menjelaskan, sekolah kecil dengan jumlah peserta didik 200 orang ke bawah boleh melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh dan sekolah sedang yang peserta didiknya di bawah 500 orang boleh melakukan pembelajaran tatap muka dengan batas peserta 50 persen dari seluruh siswa.

Sekolah besar dengan peserta didik di atas 500 orang, ia melanjutkan, boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan batas peserta 30 persen dari seluruh siswa.

"Anak-anak yang tidak mengikuti pembelajaran tatap muka secara terbatas tetap akses layanan pembelajarannya melalui daring yang disiapkan oleh pihak sekolah," kata Makmur.

Ia menjelaskan, pengklasifikasian sekolah ditujukan untuk memudahkan pengaturan peserta didik yang mengikuti pembelajaran tatap muka guna mencegah terjadinya kerumunan yang bisa meningkatkan risiko penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kendari, hingga 23 Oktober 2021 jumlah akumulatif kasus infeksi virus corona di Kendari total 7.717 kasus dengan jumlah penderita yang sudah sembuh total 7.617 orang, jumlah pasien yang meninggal dunia 95 orang, dan jumlah pasien yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak lima orang.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024