Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mencatat kasus meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu mulai menurun.

"Berdasarkan data per Agustus 2021 kasus meninggal DBD tercatat tiga orang. Data ini menurun pada periode yang sama Agustus 2020 lalu kasus meninggal tercatat enam kasus kematian," kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Sabtu.

Dia menyebut tiga kasus meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut tersebar di Kecamatan Puuwatu, Mandongga, dan Kadia, masing-masing satu kasus.

Kasus meninggal akibat DBD pada tahun ini tercatat pada Maret satu kasus dan April 2021 dua kasus. Pada 2020 kasus kematian pada Januari dua kasus, Februari (1), Maret (2), dan Mei (1).

Dinas Kesehatan setempat menyebut berdasarkan data yang sama periode Agustus 2021, terdapat 142 kasus DBD yang tersebar di 11 kecamatan, di mana Kecamatan Baruga menjadi daerah paling banyak dengan 35 kasus, diikuti Kendari Barat (27), Kadia (21), Puuwatu (18), Wuawua (11), Abeli (10), Poasia (6), Mandongga (5), Kambu (4), Kendari (3), dan Nambo (2).

Rahminingrum menjelaskan data kasus tahun ini tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Pada periode Agustus 2020 kasus DBD tercatat 298 kasus. Data ini juga menurun daripada tahun sebelumnya pada Agustus 2019 tercatat 435 kasus.

Meski begitu, dia mengingatkan bahwa demam berdarah adalah penyakit karena lingkungan dan perilaku masyarakat yang abai akan kebersihan.

"Memang sudah menjadi kebiasaan di banyak tempat kalau di musim penghujan itu terjadi kenaikan kasus demam berdarah di Indonesia. Demikian juga yang terjadi di Kota Kendari," katanya.

Dia mengatakan DBD di Kendari menjadi penyakit endemis. Artinya, semua kelurahan di daerah itu pernah memiliki data kasus DBD.

Dia mengimbau masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta menjaga lingkungan dan membersihkan rumah, baik di dalam maupun di luar.

Rahminingrum juga meminta masyarakat melakukan 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat perindukan nyamuk, sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

"DBD itu adalah telur. Telur nyamuk demam berdarah dengue, di mana jentik nyamuk hidup di tempat air bersih bukan di air comberan. Jadi justru hidupnya di dalam rumah. Coba kalau semua rumah dipastikan tidak ada jentiknya, pasti DBD turun. Artinya apa? Coba pastikan seluruh masyarakat Kendari rajin membersihkan bak mandi dan penampungan air," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024