Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), sudah memutuskan untuk membangun tugu atau Monumen "Kalosara" di Pelataran kantor Wali Kota yang akan menjadi ikon pemersatu masyarakat di daerah itu.

"Saat ini kita sudah mulai proses pembangunan Monumen Kalosara yang terletak di sebuah taman yang nantinya akan kita sebut sebagai taman "Kalosara," kata Wali Kota Kendari, H Sulkarnain Kadir, saat menerima kunjungan Ormas Taman Pemuda dan Mahasiswa Tolaki (Tamalaki) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Rujab Wali Kota Kendari, Jumat. 

Wali Kota Kendari mengaku, pembangunan tugu atau monumen Kalosara tersebut harus mendapat dukungan dan suport dari seluruh elemen masyarkat.

"Kami sangat mendukung dan mensupport pembangunan monumen kalosara ini, harapan kita dalam prosesnya kita bisa kawal secara bersama. Mudah-mudahan bisa rampung pada tahun 2022," kata Sulkarnain.

Sulkarkan berharap, semoga hadirnya Tugu Kalosara sebagaimana maknanya yakni mempersatukan, bisa benar-benar secara filosofis dan implementatif menjadi pemersatu bagi masyarakat di Kota Kendari.

"Sebab, Taman Kota Kendari tempat dibangunnya monumen kalosara ini akan dikembangkan menjadi tempat aktifitas sosial masyarakat, aktifitas olahraga bahkan aktifitas ekonomi," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Tamalaki Sultra, Alfian Perdana Saputra Annas, menyampaikan pendapat mereka tentang gagasan pembangunan Taman Kalosara untuk bisa diangkat menjadi identitas dari Taman Kota Kendari.

"Sekaligus kami berharap pembangunan Taman tersebut bisa menjadi simbol serta objek wisata lintas budaya di Kota Kendari," pungkasnya.

Berdasarkan beberapa literasi menyatakan bahwa Kalosara adalah seperangkat benda yang menjadi lambang kelas sosial dalam masyarakat adat Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara.

Kalosara adalah lambang pemersatu dan perdamaian yang sangat sakral dalam kehidupan Suku Tolaki. Secara fisik, Kalosara ini diwujudkan dengan seutas rotan berbentuk lingkaran yang kedua ujungnya disimpul lalu diletakkan di atas selembar anyaman kain berbentuk bujur sangkar.

Tradisi yang tetap lestari ini biasa digelar dalam menyelesaikan suatu pertikaian atau kematian dalam kehidupan masyarakat Suku Tolaki yang saat ini tersebar di Wilayah Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari.

Kalo atau Kalosara adalah sebuah benda yang berbentuk lingkaran yang terbuat dari tiga utas rotan yang kemudian dililit ke arah kiri berlawanan dengan arah jarum jam. Ujung lilitannya kemudian disimpul atau, dimana dua ujung dari rotan tersembunyi dalam simpulnya, sedangkan ujung rotan yang satunya dibiarkan keluar.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2025