Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan Sulawsi Tenggara (Sultra) mendorong pengusaha lokal maupun dari luar negeri untuk membangun galangan kapal, mengingat potensi di wilayah ini cukup besar dan banyak kapal yang membutuhkan perbaikan secara rutin setiap tahun.
"Konawe Selatan dengan memiliki dua pelabuhan penyeberangan kapal feri (Torobulu dan Amolengo) tentu membutuhkan dok kapal. Belum lagi kapal-kapal besi milik sejumlah perusahaan tambang, membutuhkan perbaikan kapal dalam jangka waktu tertentu," kata Wakil Bupati Konawe Selatan, Rasyid, di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan pembangunan industri galangan kapal, tidak harus membutuhkan areal yang luas seperti penguasaan kawasan tambang, karena hanya membutuhkan areal 2-3 hektare di kawasan sekitar pantai.
"Kenapa ini penting, kalau sudah dibangun akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," katanya.
Mantan anggota DPRD Sultra itu mengungkapkan pernah ada perusahaan tambang yang membuka usaha galangan secara diam-diam untuk kalangan internal. Namun, kedepannya perusahaan itu harus meminta izin legalitas dalam mendirikan docking.
"Di wilayah Sultra pembangunan galangan kapal sepengetahuan kami belum ada. Galangan kapal hanya di miliki Makassar dan Ambon. Kecuali era tahun 80-90an pernah ada di bangun oleh perusahaan Perikanan PT. Bonecom berpusat di Kasilampe Kota Kendari. Namun sudah tutup tahun 2000-an," ujarnya.
Ia memastikan pengadaan galangan kapal ini dapat membuat perbaikan kapal-kapal yang berlabuh di Konawe Selatan, Bombana, Kota Kendari maupun Baubau, tidak perlu lagi dilakukan ke Makassar atau Ambon.
"Saat ini pemkab belum mempunyai anggaran membangun galangan kapal sehingga Pemkab mendorong dan mengundang investor menanamkan modal, sedangkan pemkab akan menyiapkan lahan dan mempermudah semua perizinan pembangunannya," katanya.
"Konawe Selatan dengan memiliki dua pelabuhan penyeberangan kapal feri (Torobulu dan Amolengo) tentu membutuhkan dok kapal. Belum lagi kapal-kapal besi milik sejumlah perusahaan tambang, membutuhkan perbaikan kapal dalam jangka waktu tertentu," kata Wakil Bupati Konawe Selatan, Rasyid, di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan pembangunan industri galangan kapal, tidak harus membutuhkan areal yang luas seperti penguasaan kawasan tambang, karena hanya membutuhkan areal 2-3 hektare di kawasan sekitar pantai.
"Kenapa ini penting, kalau sudah dibangun akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," katanya.
Mantan anggota DPRD Sultra itu mengungkapkan pernah ada perusahaan tambang yang membuka usaha galangan secara diam-diam untuk kalangan internal. Namun, kedepannya perusahaan itu harus meminta izin legalitas dalam mendirikan docking.
"Di wilayah Sultra pembangunan galangan kapal sepengetahuan kami belum ada. Galangan kapal hanya di miliki Makassar dan Ambon. Kecuali era tahun 80-90an pernah ada di bangun oleh perusahaan Perikanan PT. Bonecom berpusat di Kasilampe Kota Kendari. Namun sudah tutup tahun 2000-an," ujarnya.
Ia memastikan pengadaan galangan kapal ini dapat membuat perbaikan kapal-kapal yang berlabuh di Konawe Selatan, Bombana, Kota Kendari maupun Baubau, tidak perlu lagi dilakukan ke Makassar atau Ambon.
"Saat ini pemkab belum mempunyai anggaran membangun galangan kapal sehingga Pemkab mendorong dan mengundang investor menanamkan modal, sedangkan pemkab akan menyiapkan lahan dan mempermudah semua perizinan pembangunannya," katanya.