Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) memacu pertumbuhan ekonomi dengan mendorong masyarakat di daerah itu agar memanfaatkan lahan termasuk pekarangan rumah untuk bercocok tanam.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Sabtu, mengatakan dengan mendorong masyarakat bercocok tanam maka akan memperkuat ketahanan pangan daerah itu.
"Memperkuat ketahanan pangan daerah dengan meningkatkan produksi hasil pertanian dengan mendorong masyarakat bercocok tanam atau memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian, baik pertanian organik maupun secara hidroponik," katanya.
Wali Kota menyebut, daerah tersebut saat ini memiliki komoditas unggulan yakni beras organik Owaho diproduksi di kawasan Amohalo, Kecamatan Baruga.
Beras dihasilkan dari lahar pertanian seluas 450 hektar dengan estimasi sekali panen itu mencapai 4-5 ton per hektar. Menurutnya, jumlah itu cukup besar dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kalau kebutuhan masyarakat terpenuhi maka saya yakin inflasi bisa kita kendalikan," ujar Wali Kota.
Pemerintah Kota Kendari masih optimis mampu menjaga kestabilan ekonomi daerah. Salah satunya dengan menekan laju inflasi agar tetap terkendali.
Wali Kota mengakui pandemi COVID-19 yang sudah terjadi setahun lebih sangat memberikan tekanan yang luar biasa pada seluruh kondisi ekonomi makro daerah. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang mengalami mines.
Pada tahun 2020 lalu pertumbuhan ekonomi Kota Kendari hanya mines 30 peresen, meskipun tahun ini diproyeksikan akan tumbuh sebesar 4-6 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) hanya Rp54,54 miliar (proyeksi 2021 Rp 56 miliar), dan tingkat kemiskinan masih tinggi diangka 4,34 % (proyeksi 2021 4 %).
Guna mengatasi hal itu, Wali Kota berkomitmen akan menjaga laju inflasi yang muaranya pada perbaikan seluruh elemen ekonomi makro, seperti penyediaan bahan bahan pangan seperti sayur-sayuran, ikan, dan beberapa komoditi lainnya.
"Kami upayakan stoknya aman, sehingga bisa bisa dijangkau masyarakat," kata Sulkarnain.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Sabtu, mengatakan dengan mendorong masyarakat bercocok tanam maka akan memperkuat ketahanan pangan daerah itu.
"Memperkuat ketahanan pangan daerah dengan meningkatkan produksi hasil pertanian dengan mendorong masyarakat bercocok tanam atau memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian, baik pertanian organik maupun secara hidroponik," katanya.
Wali Kota menyebut, daerah tersebut saat ini memiliki komoditas unggulan yakni beras organik Owaho diproduksi di kawasan Amohalo, Kecamatan Baruga.
Beras dihasilkan dari lahar pertanian seluas 450 hektar dengan estimasi sekali panen itu mencapai 4-5 ton per hektar. Menurutnya, jumlah itu cukup besar dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kalau kebutuhan masyarakat terpenuhi maka saya yakin inflasi bisa kita kendalikan," ujar Wali Kota.
Pemerintah Kota Kendari masih optimis mampu menjaga kestabilan ekonomi daerah. Salah satunya dengan menekan laju inflasi agar tetap terkendali.
Wali Kota mengakui pandemi COVID-19 yang sudah terjadi setahun lebih sangat memberikan tekanan yang luar biasa pada seluruh kondisi ekonomi makro daerah. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang mengalami mines.
Pada tahun 2020 lalu pertumbuhan ekonomi Kota Kendari hanya mines 30 peresen, meskipun tahun ini diproyeksikan akan tumbuh sebesar 4-6 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) hanya Rp54,54 miliar (proyeksi 2021 Rp 56 miliar), dan tingkat kemiskinan masih tinggi diangka 4,34 % (proyeksi 2021 4 %).
Guna mengatasi hal itu, Wali Kota berkomitmen akan menjaga laju inflasi yang muaranya pada perbaikan seluruh elemen ekonomi makro, seperti penyediaan bahan bahan pangan seperti sayur-sayuran, ikan, dan beberapa komoditi lainnya.
"Kami upayakan stoknya aman, sehingga bisa bisa dijangkau masyarakat," kata Sulkarnain.