Kendari (ANTARA) - Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra), memantau harga kebutuhan sembako dipasaran guna untuk memastikan harga barang tetap terkendali, terutama di wilayah kepulauan daerah itu.

"Alhamdullilah, kami di dinas perindustrian dan perdagangan selalu melakukan pemantauan pada setiap pekan dengan keliling di masing-masing kecamatan yang memiliki pasar, seperti kemarin saya baru pulang dari pasar Bahari Kecamatan Sampolawa," ujar Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buton Selatan, La Hardin, melalui rilis yang diterima, Kamis.

Pihaknya tetap memantau harga sembako dipasaran tradisional termasuk diwilayah kepulauan seperti di Kecamatan Siompu, Siompu Barat, dan Kecamatan Kadatua pada setiap hari-hari pasar.

"Hanya di kecamatan Batuatas kami belum pantau. Namun pemantauan harga-harga barang disemua pasar utamanya sembako masih relatif normal," katanya.

Bahkan, menurut dia, di Pulau Siompu yang memiliki dua kecamatan, harga bahan pokok beras lebih murah ketimbang yang ada di Batauga ibu kota Buton Selatan karena beras yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan langsung sandar di wilayah tersebut.
  Kadis Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buton Selatan, La Hardin (foto Antara/Yusran)


Hardin mengatakan, untuk sementara harga barang di daerah ini meskipun usai Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri masih tetap stabil.

"Kemarin saja sebelum lebaran masih bisa kita intervensi. Karena pada saat kami rapat dengan disperindag provinsi kita saling berbagi informasi," katanya.

Menurut dia, apabila kebutuhan harga sembako di daerah penyangga itu naik akan berimbas dengan Kota Baubau yang merupakan daerah tetangga.

"Kalau di Baubau (harga sembako, red) murah atau mahal tetap efeknya sama di Buton Selatan. Hanya mungkin ada sedikit perbedaan karena ongkos pengangkutan mungkin Rp1.000 atau Rp2.000 saya kira hal yang wajar," katanya.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024