Kendari (ANTARA) - Pandemi corona virus disease atau COVID-19 yang merebak sejak Maret 2020 membuat ekonomi masyarakat khususnya di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terganggu.

Perputaran roda perekonomian melambat yang tercermin dari tergerusnya pendapatan dan daya beli masyarakat.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) juga tidak terelakkan akibat banyaknya perusahaan yang banting setir untuk bertahan dan bahkan tidak jarang terpaksa tutup. 

Jika harus melanjutkan usaha, sebuah perusahaan skala besar maupun UMKM harus bekerja ekstra keras minimal untuk membayar gaji karyawan.

UMKM menjadi kelompok usaha yang diharapkan dapat "menyelamatkan" ekonomi nasional, karena faktanya UMKM mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDB yang mencapai 60 persen.

UMKM juga dinilai memilki potensi besar yang dikelola dengan baik maka akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia khususnya daerah.

Untuk menghadapi kondisi pandemi saat ini, UMKM harus inovatif, kreatif, dan berbasis teknologi karena kelompok usaha ini mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam memenuhi pembangunan ekonomi nasional.

Untuk itu, pemerintah pusat hingga daerah perlu memberdayaan UMKM melalui pengembangan iklim usaha yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, serta pengembangan usaha yang seluas-luasnya.

Langkah tersebut, dipercaya mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, serta mengurangi tingkat kemiskinan.

Pemerintah Kota Kendari  pun tidak tinggal diam begitu saja, terus melakukan upaya-upaya pemulihan akibat dampak pandemi COVID-19.

Salah satunya  memberikan pendampingan pelatihan bagi para pelaku UMKM di kota itu baik dari sisi manajemen, produksi, hingga memberikan wadah untuk memasarkan hasil produksi mereka secara digital.
 

Digitalisasi

Dalam mendukung sistem digitalisasi pemasaran hasil produk bagi para pelaku UMKM, pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara meluncurkan Kendari Preneur sebuah platform (situs website).

Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengatakan, peluncuran Kendari Preneur sebagai komitmen pemerintah setempat dalam mendorong UMKM sehingga bisa berkontribusi dalam pemulihan ekonomi daerah.

Platform yang diluncurkan oleh pemerintah Kota Kendari yakni www.kendaripreneur.com sebagai situs yang disediakan oleh pemerintah setempat guna membantu digitalisasi pemasaran hasil produk para pelaku UMKM setempat.

Selain itu, Sulkarnain juga mengatakan bahwa Kendari Preneur sebagai wadah untuk seluruh UMKM yang ada di Kota Kendari sehingga nanti bisa terdata.

Pelaku UMKM di kota itu berkisar 42 ribu dimana yang terdata sebanyak baru mencapai 13 ribu. Dari data itu mayoritas merupakan UMKM yang bergerak di bidang perdagangan.

Namun, ke depannya mendorong pelaku UMKM setempat agar bisa ke bidang produksi sehingga nilai ekonomisnya bisa lebih tinggi.

Selain menyediakan platform, pemerintah juga perlu membina kemampuan atau skill sumber daya manusia (SDM) para pelaku UMKM termasuk akan memberikan pendampingan dalam akses modal usaha.

Pemerintah Kota Kendari siap menyediakan sebanyak 100 orang mentor yang disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) guna meningkatkan kompetensi pelaku UMKM, dimana satu pendamping akan mendampingi 10 pelaku usaha.

Para UMKM juga harus memiliki semangat dalam berjiwa usaha sehingga bisa menjadi sukses sehingga bisa memberikan kontribusi dan manfaat bagi banyak orang termasuk bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Mardan pemilik produk Ojamer (usaha jahe) yang hadir dalam peluncuran Kendari Preneur berterimakasih kepada pemerintah atas dukungan kepada para pelaku UMKM baik dari sisi permodalan maupun pemasaran secara digital.

Sebelumnya pemasaran dilakukan dengan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk memasarkan produk-produknya.

Ia mengaku harus membiayai orang yang membantu memasarkan produktnya mencapai 20 orang se-Kota Kendari. Namun meskipun demikian ia tidak mempermasalahkan hal tersebut karena menurut dia hal itu sangat positif karena bisa memberikan lapangam pekerjaan apalagi disituasi yang sulit seperti saat ini.

"Nanti kalau laku ya kita bagi hasil. Awalnya dari 1 orang 2 orang. Alhamdulillah kalau sekarang untuk reseller di Kota Kendari ada 20 orang," katanya.

Pria muda yang sebelumnya membuka usaha warung kopi pada tahun 2017 lalu di Kota Kendari terpaksa membanting stir ke usaha olahan jahe (Ojamer) akibat berkurangnya pendapatan semanjak adanya pandemi COVID-19.

Dengan usaha barunya yang dirintis sejak 2020, saat ini ia bisa meraih omzet hingga mencapai Rp20 juta per bulan. Dengan total bersih yang ia terima sekitar Rp5 juta per bulan karena harus membayar karyawan tiga orang dan biaya pemasaran.

Kendari Preneur ini area pemasaran produknya bisa jauh lebih luas termasuk bisa memangkas biaya yang sebelumnya ia keluarkan untuk promosi di media sosial seperti Instagram.
 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara Bimo Epyanto. (ANTARA/Harianto)


Genjot perekonomian

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara Bimo Epyanto mengatakan penguatan kepada para  UMKM penting dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Ia menilai penguatan kepada para pelaku UMKM merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi, karena UMKM dinilai sebagai tulang punggung ekonomi nasional.

Penguatan UMKM melalui digitalisasi merupakan langkah yang tepat di tengah pandemi COVID-19 di mana sektor tersebut dinilai sangat terdampak

Saat ini salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM di tengah pandemi COVID-19 ini adalah adopsi teknologi digital mulai dari proses awal sampai dengan akhir usahanya.

BI juga selalu berkoordiansi bersama pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota dalam memberi penguatan bagi para pelaku UMKM.

"Kami selalu bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah provinsi ataupun pemerintah kabupaten/kota untuk kita bersama-sama mengembangkan UMKM dengan motto atau tagline yang sekarang menjadi gerakan nasional yaitu 'Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (BBWI)" ujar Bimo.

Bagi para pelaku UMKM agar bisa mendapatkan pinjaman dana dari lembaga keuangan maka harus memiliki laporan keuangan yang baik.

Yang tidak kalah penting adalah laporan pencatatan laporan keuangan, karena dengan pencatatan laporan keuangan yang baik akan menjadi dasar bagi lembaga keuangan untuk menilai apakah usaha itu layak atau tidak untuk diberikan kredit dan lain-lain.

Ketua Forum Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Idustri Kecil dan Menengah (IKM) Sulawesi Tenggara mengajak para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di provinsi itu agar memanfaatkan teknologi guna memperluas akses pasar usaha.

"Jika pelaku UMKM kreatif menggunakan perkembangan teknologi maka akan mempermudah ketika memasarkan produk produknya itu lebih luas, tanpa harus bertemu langsung," kata Ketua UKM-IKM Sultra Abdul Hakim.

Dengan pembatasan interaksi saat ini akibat pandemi COVID-19, maka seharusnya menjadi peluang bagi para pelaku UMKM, karena melalui teknologi dapat mempromosi ataupun memasarkan hasil produksi tanpa harus bertemu langsung dengan pembeli.

Selain itu, dengan perdagangan elektronik (e-commerce) maka pemasaran produk para pelaku UMKM, tidak perlu lagi membuka toko dalam memasarkan produknya bahkan jangkauan pasarnya akan lebih luas.

Tidak perlu lagi membuka toko karena ke depannya mereka bisa jual produknya lewat e-commerce, sehingga pangsa pasar semakin luas, bukan hanya satu daerah yang bisa membeli, tetapi semua daerah yang ada akses internet.

Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam menjalankan usahanya lewat perdagangan eletronik seperti youtube, facebook bahkan whatsApp, akan sangat positif dalam membantu kemajuan usaha.

Selain itu, para pelaku UMKM khususnya di Kota Kendari bisa berinovasi dalam memanfaatkan sumber daya alam (SDA) lokal untuk tetap mampu mempertahankan ekonomi wilayah itu.

 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024