Kendari (ANTARA) - Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari Aris Sofingi berharap SAR bisa menjadi budaya dan gaya hidup bagi masyarakat untuk saling membantu ketika terjadi musibah atau bencana.

"Kita berharap agar SAR ini menjadi bagian dari budaya masyarakat dan menjadi bagian gaya hidup masyarakat untuk bisa membantu kepada sesamanya pada saat terjadi bencana atau kondisi membahayakan manusia lainnya," kata Aris disela-sela pelatihan 50 potensi SAR di Kendari, Selasa.

Ia menyampaikan bahwa memasyarakatkan budaya pencarian dan pertolongan atau SAR sesuai amanat Undang-undang Nomor 29 Tahun 2014.

Menurutnya budaya pencarian dan pertolongan sangat penting melekat kepada setiap manusia karena ketika terjadi bencana atau musibah, maka yang lebih dekat dengan kejadian tersebut adalah masyarakat setempat.

"Bencana, kecelakaan atau kondisi membahayakan manusia itu terjadinya paling dekat dengan masyarakat itu sendiri. Tidak mungkin dengan waktu yang singkat, waktu yang cepat, kami bisa langsung hadir pada saat itu juga," ujar Aris.

Oleh karena itu pihaknya memberikan pelatihan terkait pencarian, pertolongan hingga cara mengevakuasi kepada 50 orang potensi SAR gabungan dari unsur TNI-Polri, instansi pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan serta mahasiswa.

"Sehingga nantinya mereka bisa merespon lebih duluan memberikan pertolongan awal sebelum tim Basarnas datang atau tiba di lokasi kejadian jika terjadinya kecelakaan atau kondisi membahyakan manusia," ujarnya.

Ia menjelaskan pelatihan tersebut juga memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pertolongan di atas permukaan air serta meningkatkan kemampuan masyarakat yang berpotensi melakukan pencarian dan pertolongan dalam melaksanakan evakuasi.

"Termasuk berbagi pengalaman sekaligus menjalin sinergi dan soliditas antara Kantor pencarian dan pertolongan Kendari dengan potensi SAR yang berada di wilayah Sulawesi Tenggara, juga menjadi langkah awal Basarnas dalam membangun budaya SAR," katanya menambahkan.

Kegiatan yang akan berlangsung selama empat hari terhitung sejak 15-18 Maret 2021 ini menghadirkan observer dan instruktur pelatihan dari pusat dan Kantor Basarnas Kendari.

Para peserta akan mendapatkan materi yang selanjutnya akan dipraktekkan di antaranya Pengantar Pertolongan Pertama; Pemeriksaan fisik pemindahan korban; Pendarahan, shock dan cedera jaringan lunak; Resusitasi jantung paru; Cedera alat gerak, kepala leher dada; Pedoman Keselamatan di air; Personal floating device; Metode pertolongan diperairan; Defend and Release; dan Praktek renang dan water trappen.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024