Kendari (ANTARA) - Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah merampungkan pembangunan Interkoneksi Sistem Kelistrikan dari Sulawesi Selatan (Sulsel)  hingga Sulawesi Tenggara  

"Capaian ini ditandai dengan keberhasilan pengoperasian jaringan transmisi bertegangan 150 kilo volt (kV) yang terbentang dari Wotu (Sulawesi Selatan) hingga Kendari (Sulawesi Tenggara) pada  21 September 2019 lalu," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi bagian Selatan, I Putu Riasa di Kendari, Rabu.

Ia mengatakan, beroperasinya jaringan transmisi 150 kV Kendari-Puwatu di awal tahun 2020, berhasil menyinkronkan  sistem kelistrikan bertegangan 150 kV Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dengan sistem kelistrikan bertegangan 70 kV dari Nii Tanasa (PLTU 30 MW dan PLTMG 50 MW) sehingga keandalan listrik di Kota Kendari  menjadi lebih baik dan stabil. 

"Saat ini, PLN tengah membangun jaringan transmisi bertegangan 150 kilo Volt (kV) dari Kota Kendari hingga Kasipute Kabupaten Bombana. Melalui dua  jaringan transmisi 150 kV yang terbentang yakni transmisi 150 kV Kendari - Andolo Konawe Selatan dengan progres mencapai 70 persen," ujar Putu Riase didampingi General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran (UIKL) Sulawesi, Suroso Isnandar dan Senior Manger SDM dan Umum Mundzakir mewakili GM Unit Induk Wilayah Sulsel, Suitra dan Sulbar.

Sedangkan transmisi 150 kV Andolo - Kasipute mencapai 60 persen dan Gardu Induk (GI) 150 kV di Kecamatan Andolo Kabupaten Konawe Selatan dengan progres 80 persen serta Gardu Induk (GI) 150 kV di Kecamatan Kasipute Kabupaten Bombana.

Proses pembangunan infrastruktur kelistrikan terus dipercepat demi meningkatkan keandalan serta efisiensi sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara. 

"Rencananya transmisi 150 kV Kendari - Andolo akan dirampungkan pada akhir tahun 2021, dilanjutkan Andolo - Kasipute akan ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2022," ucap I Putu Riasa. 
  Proyek pembangunan Gardu Listrik kapasita 150 kV di Kassipute Kabupaten Bombana yang ditargetkan selesai akhir 2020 ini, sedikit alami keterlambatan akibat dampak dari Pandemi COVID-19. (Foto ANTARA/Azis Senong)


Lebih lanjut,  Manager PLN Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran (UIKL) Sulawesi, Suroso Isnandar mengatakan,  Interkoneksi Sulsel - Sultra serta pembangunan infrastruktur kelistrikan di Sultra menjadi bukti PLN, dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan Industri khususnya Industri smelter di wilayah Sulawesi Tenggara. 

"Dengan adanya pembangunan infrastruktur kelistrikan di Sultra dan interkoneksi Sulsel-Sultra, pastinya PLN siap mensupport agar Industri sejumlah pabrik smelter dan industri non tambang di wilayah Sultra lainnya dapat terpenuhi," tuturnya.
 
Tercatat sedikitnya ada tiga  perusahaan yang akan disuplai listrik PLN yakni dalam waktu singkat yakni, PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dengan kapasitas 412 Mega Volt Ampere (MVA), PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) dengan kapasitas 100 MVA  dan PT Macika Mineral Industri (MMI) kapasitas 5 MVA.

Selain itu, ada 11 pelanggan potensial di Sultra dengan total kapasitas 771 MVA, diantaranya PT Kovalen Mining (Luwu Utara), PT Dimurahkan Multiguana Sejahtera (Konawe Utara), PT Antam UBPN Sulta (Kolaka), Stargate Mineral Asia (Konawe Utara) , PT Tambang Rejeki Kolaka (Kolaka) , PT Lestari Indometal Eraprima (Konawe Selatan), PT Artha Mining Industri (Bombana), PT Mahkota Konaweeha (Kendari), PT SBC Prime Metal (Kolaka), PT Toshida Smelter Indonesia (Kolaka), PT Yatoo Mega Smelter Indonesia (Konawe Selatan). 

Kesiapan PLN telah didukung sistem kelistrikan di Sulawesi Tenggara, yang merupakan pembangkit yang masuk kedalam sistem Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Dengan total daya mampu sistem Sulbagsel mencapai 2.269 MW, sistem ini memiliki beban puncak sebesar 1.401 MW, sehingga memiliki reserve margin atau cadangan daya sebesar 868 MW. 

"Dengan surplus daya saat ini, menunjukkan  bahwa suplai daya listrik bukan menjadi masalah untuk Industri besar di Sulawesi Tenggara," ujar Suroso Isnandar.
   

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024