Kendari (ANTARA) - Petani kopra di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai bergairah setelah membaiknya harga kopra dari dua jenis yakni kopra putih dengan proses melalui penjemuran dari sinar mata hari dan kopra hitam melalui proses pengasapan.

Keterangan dari petani kopra di Desa Mambo Kecamatan Poleang Timur, Bombana, Senin, harga kopra putih di tingkat petani produksi  mencapai Rp10.040 per kilogram atau Rp1,040 juta per kuintal (100 kg). Sementara kopra hitam hanya dihargai dengan kisaran Rp4.500 hingga Rp5.000 per kilogram.

"Membaiknya harga kopra di tingkat petani, karena selain  proses pengelahannya dengan mengutamakan kualitas, disisi lain pihak pengusaha pengumpul tidak akan membeli ke petani jika syarat  kualitas tidak sesuai standar pasar," ujar Ny. Nursiah, salah satu warga pengolah kopra di Desa Mambo Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana.

Ia mengatakan, harga kopra dengan capaian Rp10.040 per kilogram itu merupakan harga yang fantastis selama beberapa tahun terakhir, apalagi di suasana pendemi COVID-19 yang membuat petani  alami kesulitas berkatifitas secara penuh.

"Kalau tahun lalu, dalam melakukan proses pengeringan kopra secara menjemur dengan mata hari, saat ini kita dibatasi dalam kawasan tertentu dengan tidak melibatkan banyak orang sehingga memerlukan waktu beberapa hari untuk menghasilkan kopra yang baik," katanya.
  Petani kopra di Desa Mambo Kecamatan Poleang Timur, Bombana, saat memisahkan buah kelapa dengan tempurungnya untuk menghasilkan kopra putih melalui proses pengeringan mata hari. (Foto ANTARA/Azis Senong)

Sebelumnya,  petugas pengelola pencatat harga komoditi perkebunan Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra mengatakan, harga kopra selama satu bulan terakhir ini mengalami kenaikan dibanding sebelumnya. Hal ini disebebkan permintaan pasar juga alami kenaikan.

"Selama bulan Oktober 2020 ini, beberapa produk komoditi perkebunan mengalami kenaikan yang cukup baik, tidak terkecuali dengan kopra juga naik rata-rata Rp500 hingga Rp1.000 per kilogram," ujar Adnan, petugas pengelola pasar Disbunhortikultura Sultra.

Ia mengatakan, adanya kecenderungan harga kopra yang sempat anjlok disebabkan faktor cuaca hujan yang  cukup tinggi, menyebabkan kualitas kopra (kadar air-red) tinggi yang berdampak pada turunnya harga.


 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024