Kendari (ANTARA) - Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang membidangi masalah haji mendukung keinginan pihak Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk membentuk embarkasi haji antara di wilayahnya.

Dukungan itu disampaikan oleh ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, menanggapi permintaan dari Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad, pada acara Jagong Masalah Umrah dan Haji (Jamarah) tentang kebijakan penyelenggaraan haji dan umroh di masa pandemi dan pasca COVID-19 di Kendari, Sabtu.

"Yang jelas DPR melalui Komisi VIII sangat setuju dengan keinginan Sultra jadikan Bandara Haluoeoo menjadi Bandara embarkasi Haji Antara. Saya tinggal menunggu saja proposal permintaan anggaran penambahan infrastruktur pendukung yang disetujui oleh Kemenag RI, tinggal tugas saya yang ketuk palu anggarannya," kata Yandri.

Yadri mengaku akan senantiasa mengawal keinginan Kemenag Sultra atau masyarakat Sultra mewujudkan embarkasi haji antara di daerah penghasil tambang nikel tersebut.

"Sultra ini ibarat kampung kedua saya setelah Banten, banyak moment penting dalam perjalanan saya yang terjadi di Sultra ini, salah satunya waktu pelaksanaan Munas PAN lalu," katanya.

Sebelumnya, pada kesempatan itu Kepala Kemenag Sultra, Fesal Musaad, mengatakan bahwa embarkasi Haji Antara adalah cita-cita luhur masyarakat Sultra yang terdiri dari 17 kabupaten kota yang tersebar di wilayah daratan dan kepulauan.

"Salah satu alasan kenapa kami terus berjuang terbentuknya embarkasi haji Antara karena selama ini jamaah haji asal Sultra terpisah-pisah pada beberapa bandara menuju Sulsel atau Embarkasi Hasanuddin. Ada yang melalui Bandara Haluoelo Kendari, Bandara Betoambari Baubau, BSangia Nibandera Kolaka, Bandara Sugimanuru Muna dan Bandara Matahora Wakatobi. Sehingga kalau sudah jadi embarkasi haji antara, nantinya semua akan terfokus satu titik yakni Bandaha Haluoleo Kendari kemudian menuju embarkasi induk di Makassar," tuturnya.

Sebagai upaya mewujudkan embarkasi haji antara kata Fesal, pihaknya saat ini sedang konsentrasi melakukan revitalisasi bangunan wisma haji yang ada di kompleks Asrama Haji sebagai area infrastruktur pendukung utama Embarkasi Haji Antara.

“Kita rencanakan tahun 2020 ini, lebih dulu bangun infrastruktur berupa revitalisasi wisma, daya tampung wisma sudah bisa pasing sedikit dua kelompok terbang, maka sudah bisa memenuhi salah satu syarat Embarkasi Haji Antara. Anggaran wisma atau tower haji sekitar Rp37 miliar,” katanya. 

Beberapa fisik bangunan yang lama yang ada di kompleks asrama haji kara dia, akan direnovasi menjadi sarana pendukung embarkasi, seperti aula kedatangan dan aula keberangkatan, berikutnya ada klinik kesehatan, ruang imigrasi, penerbangan, bahkan gudang, dan dapur.

"Semua fasilitas ini sudah bisa memenuhi kriteria infrastruktur pendukung Embarkasi Haji Antara seperti yang syarat Kemenag RI. Selain itu, dukungan Pemkot Kendari sudah fix untuk menyediakan penerangan lampu jalan, termasuk penyiapan pembuatan gapura," katanya.

Dukungan infrastruktur untuk Embarkasi Haji Antara ditarget rampung dan dioperasikan tahun 2022, dengan total anggaran yang disiapkan Kemenag Sultra dalam persiapan Embar Haji Sementara sekitar Rp100 miliar.

Pada kegiatan ini, hadir pula Sekretaris jenderal (Sekjen) Kementerian Agama RI, Prof Nizar Ali, yang menjadi pemateri pada acara Jagong Masalah Umrah dan haji (Jamarah) tentang kebijakan penyelenggaraan haji umroh di masa pandemi dan pasca COVID-19 tersebut, kemudian ketua DPRD SUltra, Abdurahman Saleh, Perwakilan Pemprov Sultra, unsur perguruan tinggi,  dan tokoh agama.


 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024