Kendari (ANTARA) - Aparat gabungan melakukan pembersihan sampah di kawasan Gedung DPRD Sultra, Jumat setelah aksi demonstrasi besar-besaran oleh ribuan mahasiswa bersama sejumlah elemen organisasi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terkait pengesahan Undang-Undang Omnimbus Law Cipta Karya pada Kamis.
 
Pantauan di depan kantor sekertariat DPRD Sultra, Jumat, aparat dari Polda Sulawesi Tenggara bersama Pemerintah Kota Kendari melakukan pembersihan puing-puing sisa sampah yang berserakan di sepanjang jalan tempat dimana para aksi unjukrasa melakukan bakar ban, sisa kayu dan batuan dan plastik.

Danton Remas Polda Sultra Aiptu Fajar, saat ditemui di lapangan, menjelaskan, dalam kegiatan ini Polda Sultra menurunkan sekitar 80 personil untuk membersihkan beberapa ruas jalan yang dipenuhi sampah yang berserakan mulai dari Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Abdullah Silondae termasuk Gedung DPRD Sultra.

Dikatakan, sampah yang paling banyak berserakan di jalan adalah batu, kayu dan sisa ban terbakar. Sementara di gedung DPRD Sultra banyak terdapat pecahan kaca akibat kerusuhan terjadi.

Menurut Aiptu Fajar, aksi bersih-bersih yang dilakukan di sepanjang jalan dan gedung pemerintah tersebut untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat khususnya para pengguna jalan yang melintas pasca aksi demonstrasi kemarin.
  Aparat dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara saat melakukan pembersihan sisa-sisa sampah di jalan, Jumat, dampak dari aksi unjukrasa di Kendari, Kamis (8/10). (Foto ANTARA/Azis Senong)

"Sesuai dengan petunjuk Kapolda melalui Dirsamapta Polda Sultra supaya polisi membantu pemerintah membersihkan jalan, supaya masyarakat yang melintas di jalur sini tidak menjadi bencana bagi mereka saking banyaknya material batu," Tutur Aiptu Fajar.

Sementara itu, Pengawas Kebersihan Jalan Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari La Muni mengatakan, sampah yang berserakan pasca aksi demonstrasi kemarin terbilang cukup banyak sehingga pihaknya harus menurunkan banyak petugas kebersihan untuk membersihkan sampah tersebut.

Dijelaskan, petugas yang turun mulai dari penyapu jalan, petugas drainase, motor sampah, truk sampah hingga truk penyiram bunga untuk memadamkan sisa api pada ban bekas yang masih mengeluarkan asap.

Banyaknya sampah yang diangkut oleh petugas menyebabkan beberapa truk pengangkut sampah penuh. Sampah tersebut kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puwatu.

Para petugas sampah yang sudah bekerja sejak subuh hari ketika matahari belum terbit dan belum banyak kendaraan yang melintas. Dengan penuh semangat mereka membersihkan batu dan kayu satu persatu yang berada di tengah jalan.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024