Kendari (ANTARA) - Volume perdagangan jagung asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diantarpulaukan ke sejumlah daerah di Indonesia dalam masa pandemi COVID-19 justru alami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 180 persen selama Januari-September 2020 dibanding periode sama tahun sebelumnya.

"Kalau dibandingkan periode yang sama Januari hingga September 2019 dan tahun 2020 terdapat kenaikan volume pengiriman jagung mencapai 180 persen. Dimana pada 2019 tercatat 5.143 ton sedangkan selama 2020 tercatat 14.304 ton," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari N. Prayatno Ginting melalui pesan WhatsApp yang diterima di Kendari, Rabu.

Menurut Prayatno Ginting, jika melihat data yang ada produksi jagung di Sultra saat ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan untuk itu status perdagangan jagung Sultra dapat ditingkatkan tidak hanya perdagangan domestik antar provinsi namun juga dapat didorong untuk ekspor langsung ke mancanegara.

"untuk itu, Balai Karantina Pertanian Kendari akan mendorong produksi jagung Sultra untuk bisa diekspor langsung ke luar negeri dengan akan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan pengiriman jagung Sultra ke luar daerah agar bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) demi menjaga kualitas jagung Sultra," ujarnya.

Lebih Lanjut N.Prayatno Ginting mengatakan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar produksi jagung Sultra kedepannya dapat diekspor langsung ke luar negeri sehingga menjadi nilai tambah yang besar untuk daerah dan petani.

Sentra produksi jagung di Sulawesi Tenggara saat ini tersebar di sejumlah kabupaten diantaranya, Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Konawe, dan Konawe Utara.

"Potensi jagung asal Sultra cukup besar, hal ini dibuktikan dengan lalu lintas komoditas ini yang menunjukkan tren positif. Untuk itu, lahan tanamnya harus diperluas lagi," ujar Prayatno Ginting.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024