Kendari (ANTARA) - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pertanian (Mentan) Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian Yesiah Ery Tamalagi melakukan panen raya jagung di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat, dengan luas lahan dua hektare dan menghasilkan 16 ton.

"Petani dan penyuluh harus diapresiasi, jarang kita lakukan panen di tengah kota dan di pinggir jalan seperti ini. Ini hal yang bagus, memanfaatkan lahan tidur dalam kota," kata Yesiah.

Turut hadir dalam panen raya tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari, Kepala BPTP Sultra Kepala BPS Kota Kendari dan Kepala Karantina Pertanian Kendari.

Kadis Tanaman Pangan Sultra Budianti Kadidaa mengatakan salah satu potensi pangan terbesar di Sulawesi Tenggara adalah jagung.

"Sebagian masyarakat Sultra menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Struktur tanah di sebagian wilayah Sultra memang sangat cocok dengan tanaman jagung," katanya.

Daerah yang identik dengan penghasil jagung di Sultra, kata dia, adalah Kabupaten Muna. Namun di tengah dominasi Kabupaten Muna sebagai penghasil jagung terbesar di Sultra, terselip juga nama kabupaten lain, termasuk Kota Kendari.

"Di tengah semakin menyempitnya lahan pertanian di ibu kota provinsi ini, masih terdapat ratusan hektare yang tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian. 32 hektare di antaranya ada di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu. Jagung yang dipanen ini adalah milik Kelompok Tani Mula Mendre, atas binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Puuwatu," katanya.

BPP Puuwatu sendiri, kata dia, merupakan BPP Model Kostratani yang menjadi binaan Balai Karantina Pertanian Kendari. Kegiatan panen raya ini juga merupakan salah satu bentuk implementasi pendampingan petani dalam mengimplementasikan program utama Kementerian Pertanian dalam tahapan pendampingan pembinaan BPP model Kostratani.

"Hasil panen ini sendiri telah siap ditampung oleh pengusaha lokal, untuk selanjutnya bersama dengan jagung dari kabupaten lain dipasarkan ke luar Sultra, di antaranya ke Surabaya dan Makassar," katanya.

Kepala Karantina Pertanian Kendari N Prayatno Ginting menyebutkan Data IQFast milik Badan Karantina Pertanian mencatat volume perdagangan jagung Sultra ke provinsi lain menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.

"Jika kita membandingkan periode yang sama, Januari-September tahun 2019 dan 2020, ada kenaikan volume pengiriman jagung sebesar 178 persen. Tahun 2019 tercatat lebih dari 5.143 ton, sedangkan 2020 sampai dengan September sejumlah 14.304 ton," kata Prayatno Ginting.

Jika melihat data yang ada kata dia, jagung Sultra ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.

"Jika kita fokus, bukannya tidak mungkin status perdagangan jagung Sultra ini bisa kita tingkatkan, dari hanya domestik antarprovinsi kita dorong untuk ekspor langsung ke mancanegara," ujarnya.

Menurutnya, Balai Karantina Pertanian Kendari akan mendorong jagung Sultra untuk bisa diekspor langsung ke luar negeri.

"Untuk itu Karantina Pertanian Kendari akan terus lakukan terus pengawasan dan pemeriksaan pengiriman jagung Sultra ke luar daerah agar bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) demi menjaga kualitas jagung Sultra," katanya.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait agar jagung Sultra ke depannya dapat diekspor langsung ke luar negeri.

"Ada nilai tambah yang besar untuk daerah dan berani tentunya, jika ekspor jagung dapat dilakukan langsung ke negara tujuan" pungkas Prayatno Ginting.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024