Manado (ANTARA) - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan laboratorium COVID-19 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan Penyakit (BTKL) Mapanget, Kota Manado, mulai dioperasikan pada Minggu (3/5).
"Tadi adalah persiapan akhir dari laboratorium real time polymerase chain reaction atau PCR yang ada di BTKLPP Mapanget," ujar dr Steaven di Manado, Sabtu.
Persiapannya, kata dia, sudah final, telah dilaksanakan simulasi beberapa sampel 'dummy' dan menurut informasi pejabat struktural setempat segera dioperasikan Minggu besok.
dr Steaven mengatakan kapasitas yang bisa diperiksa laboratorium ini sebanyak 96 swab sampel yang berjalan sekali putar.
"Kapasitas yang tersedia tidak bisa diisi semua karena juga harus disediakan ruang untuk kontrol positif dari 96 swab sampel yang ada, kira-kira sekitar 90 swab sampel yang bisa dipakai," jelasnya.
Sebagai bahan edukasi kepada masyarakat, dr Steaven menyebutkan pemeriksaan ini biasanya rata-rata memerlukan waktu 9-12 jam.
"Ada proses yang begitu rumit yang harus dilakukan oleh tenaga analis, pertama mereka harus mengekstraksi sampel ini dari cup yang sudah dibawa rumah sakit ketika diambil sampel dari klien atau pasien," ujarnya.
Cup ini berisi sampel apusan dari hidung dan tenggorokan pasien, asumsinya adalah kalau positif berarti sampelnya ini juga mengandung virus yang bisa kemudian menulari orang yang akan memeriksanya.
"Oleh karenanya proses awal itu betul-betul rumit karena proses ekstraksinya harus dilakukan sedemikian hati-hatinya di dalam wadah khusus yang disebut biosafety cabinet," ujarnya.
Dalam proses itu, kata dia, virusnya diinaktifkan dengan cairan-cairan khusus dan cukup memakan waktu berjam-jam.
Setelah selesai diekstraksi, barulah proses untuk pemeriksaan PCR bisa dilakukan.
"Rata-rata yang dipakai untuk satu kali running PCR itu ada waktu sekitar enam jam sehingga total yang dipakai untuk pemeriksaan ini adalah kurang lebih 9-12 jam," katanya.
Bila dioperaikan penuh 1 X 24 jam, kurang lebih ada sebanyak 180 swab sampel yang bisa diperiksa, sebutnya.
"Tadi adalah persiapan akhir dari laboratorium real time polymerase chain reaction atau PCR yang ada di BTKLPP Mapanget," ujar dr Steaven di Manado, Sabtu.
Persiapannya, kata dia, sudah final, telah dilaksanakan simulasi beberapa sampel 'dummy' dan menurut informasi pejabat struktural setempat segera dioperasikan Minggu besok.
dr Steaven mengatakan kapasitas yang bisa diperiksa laboratorium ini sebanyak 96 swab sampel yang berjalan sekali putar.
"Kapasitas yang tersedia tidak bisa diisi semua karena juga harus disediakan ruang untuk kontrol positif dari 96 swab sampel yang ada, kira-kira sekitar 90 swab sampel yang bisa dipakai," jelasnya.
Sebagai bahan edukasi kepada masyarakat, dr Steaven menyebutkan pemeriksaan ini biasanya rata-rata memerlukan waktu 9-12 jam.
"Ada proses yang begitu rumit yang harus dilakukan oleh tenaga analis, pertama mereka harus mengekstraksi sampel ini dari cup yang sudah dibawa rumah sakit ketika diambil sampel dari klien atau pasien," ujarnya.
Cup ini berisi sampel apusan dari hidung dan tenggorokan pasien, asumsinya adalah kalau positif berarti sampelnya ini juga mengandung virus yang bisa kemudian menulari orang yang akan memeriksanya.
"Oleh karenanya proses awal itu betul-betul rumit karena proses ekstraksinya harus dilakukan sedemikian hati-hatinya di dalam wadah khusus yang disebut biosafety cabinet," ujarnya.
Dalam proses itu, kata dia, virusnya diinaktifkan dengan cairan-cairan khusus dan cukup memakan waktu berjam-jam.
Setelah selesai diekstraksi, barulah proses untuk pemeriksaan PCR bisa dilakukan.
"Rata-rata yang dipakai untuk satu kali running PCR itu ada waktu sekitar enam jam sehingga total yang dipakai untuk pemeriksaan ini adalah kurang lebih 9-12 jam," katanya.
Bila dioperaikan penuh 1 X 24 jam, kurang lebih ada sebanyak 180 swab sampel yang bisa diperiksa, sebutnya.