Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta kepada seluruh masyarakat khususnya di kota itu agar berpartisipasi mengikuti sensus penduduk.

"Dalam rangka pelaksanaan sensus penduduk online ini, kami mengharapkan kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi," kata Kepala BPS Kendari, Martini, usai Rapat Koordinasi Sensus Penduduk 2020 dengan tema Kolaborasi Menuju Satu Data Kependudukan yang digelar oleh BPS Kota Kendari, Senin (27/1).

Dia juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah ketika ada suatu acara tertentu ataupun saat proses berlangsungnya apel pagi.

"Alasan ditujunya sekolah untuk melakukan sosialisasi Sensus Penduduk adalah karena anak sekolah itu adalah milik orang tua atau memiliki orang tua, jadi kami harap anak sekolah ini yang menyampaikan kepada orang tuanya untuk mengikuti sensus penduduk online," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa data kependudukan adalah milik bersama bukan milik BPS. Sehingga ia mengharapkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti sensus penduduk. Sehingga, kata dia, dengan terdaftar sebagai penduduk maka itu adalah untuk kepentingan bersama. Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (ketiga kanan), Kepala BPS Kendari, Martini (kedua kanan), bersama stakeholder lainnya usai pembukaan Rapat Koordinasi Sensus Penduduk 2020 dengan tema Kolaborasi Menuju Satu Data Kependudukan yang digelar oleh BPS Kota Kendari, Senin (27/1). (ANTARA/Harianto)

Ia mengungkapkan metode pelaksanaan sensus penduduk 2020 menggunakan metode kombinasi yaitu sensus secara online (daring) dan manual yaitu wawancara langsung ke rumah warga.

Sementara itu, Wali Kota Kendari saat membuka rapat koordinasi tersebut meminta semua pihak terkait terutama para camat sampai ketingkat lurah untuk mendampingi dan ambil bagian dalam proses pendataan yang dilakukan oleh BPS Kendari.

"Data penduduk itu akan menjadi referensi utama kita dalam mengambil kebijakan. Kalau data yang kita rujuk itu tidak valid, tidak akurat dan tidak update tentu kebijakn yang kita ambil nantinya menjadi bias dan penyimpangan," kata Sulkarnain.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024