Baubau (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong pengelola koperasi di wilayah itu untuk menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu.
"Untuk diketahui bahwa dari 71 koperasi aktif di Baubau baru tiga koperasi yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan selama tahun buku 2019," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Baubau, Yakub, Senin.
Ia menyebutkan, tiga koperasi tersebut yakni koperasi simpan pinjam Tokalapeta dengan nilai omset Rp1,5 miliar, koperasi simpan pinjam Wolio Momanuruna dengan omset Rp2 miliar dan koperasi Neyalan Bone Molagina dengan omset dalam bentuk barang berkisar Rp150 juta.
Sesuai aturan kata Yakub, koperasi diberi kesempatan melaksanakan RAT paling lambat sampai akhir Februari untuk tahun buku sebelumnya. Artinya RAT untuk tahun buku 2019 paling lambat harus dilaksanakan akhir Februari 2020.
Meski begitu kata dia, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya masih banyak koperasi melaksanakan RAT melewati batas waktu itu.
"Masih ada yang laksanakan bulan Maret, bulan April. Tapi kita toleransi saja. Dari pada tidak ada yang laksanakan, lebih tidak bagus lagi," ujarnya.
Yakub mengatakan, koperasi yang terlambat melaksanakan RAT tidak langsung diberi tindakan tegas. Pihaknya masih memberi toleransi dengan pertimbangan demi keberlangsungan koperasi tersebut.
"Yang melaksanakan RAT di atas waktu yang ditetapkan kita masih toleransi. Karena kita masih melihat perkembangan koperasi bersangkutan. Kemudian kita juga menilai bahwa masih ada niat baik untuk melaksanakan koperasi itu dengan baik," ujarnya.
Yakub mengatakan dari 260 koperasi yang ada di Baubau, tersisa 71 koperasi aktif melaksanakan RAT sedangkan 189 koperasi lainnya sudah tidak lagi melaksanakan RAT.
Dari 189 koperasi yang tidak aktif itu, tiga koperasi di antaranya sudah diusulkan untuk dibubarkan, dan usulan pembubaran koperasi tersebut juga berdasarkan pernyataan dari pengurus koperasi tersebut.
"Untuk diketahui bahwa dari 71 koperasi aktif di Baubau baru tiga koperasi yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan selama tahun buku 2019," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Baubau, Yakub, Senin.
Ia menyebutkan, tiga koperasi tersebut yakni koperasi simpan pinjam Tokalapeta dengan nilai omset Rp1,5 miliar, koperasi simpan pinjam Wolio Momanuruna dengan omset Rp2 miliar dan koperasi Neyalan Bone Molagina dengan omset dalam bentuk barang berkisar Rp150 juta.
Sesuai aturan kata Yakub, koperasi diberi kesempatan melaksanakan RAT paling lambat sampai akhir Februari untuk tahun buku sebelumnya. Artinya RAT untuk tahun buku 2019 paling lambat harus dilaksanakan akhir Februari 2020.
Meski begitu kata dia, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya masih banyak koperasi melaksanakan RAT melewati batas waktu itu.
"Masih ada yang laksanakan bulan Maret, bulan April. Tapi kita toleransi saja. Dari pada tidak ada yang laksanakan, lebih tidak bagus lagi," ujarnya.
Yakub mengatakan, koperasi yang terlambat melaksanakan RAT tidak langsung diberi tindakan tegas. Pihaknya masih memberi toleransi dengan pertimbangan demi keberlangsungan koperasi tersebut.
"Yang melaksanakan RAT di atas waktu yang ditetapkan kita masih toleransi. Karena kita masih melihat perkembangan koperasi bersangkutan. Kemudian kita juga menilai bahwa masih ada niat baik untuk melaksanakan koperasi itu dengan baik," ujarnya.
Yakub mengatakan dari 260 koperasi yang ada di Baubau, tersisa 71 koperasi aktif melaksanakan RAT sedangkan 189 koperasi lainnya sudah tidak lagi melaksanakan RAT.
Dari 189 koperasi yang tidak aktif itu, tiga koperasi di antaranya sudah diusulkan untuk dibubarkan, dan usulan pembubaran koperasi tersebut juga berdasarkan pernyataan dari pengurus koperasi tersebut.