Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari, Sulkarnain K, mengaku kalau kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kendari saat ini dalam kondisi "sakit" atau dilingkupi berbagai masalah sehingga tidak bisa memberikan layanan maksimal kepada konsumen.

"Permasalahan yang ada terkait pelayanan PDAM memang dalam keadaan tidak baik. Ini terlihat dari hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dibuktikan data layanan yang menunjukkan bahwa PDAM hanya bisa mengakomodir kurang lebih di bawah 20 ribu layanan pelanggan," kata Sulkarnain K, di Kendari, Selasa. 
   
Ia mengaku, sebelumnya layanan PDAM Kendari pernah mencapai 40 ribu pelanggan, tetapi seiring berjalannya waktu terjadi kebocoran air sampai di angka 52 persen.

"Artinya, dari 100 persen air yang diproduksi PDAM terdapat 52 persen yang tidak sampai ke pelanggan. Kita tidak tau apakah ini kebocoran secara tehnis atau kebocoran manajemen," katanya.

Baca juga: PDAM Kendari produksi air 398 liter/detik

Sulkarnain mengaku, pihaknya sudah merumuskan solusi untuk menangani permasalahan yang melilit PDAM Kendari tersebut.

Salah saru solusi kata dia, adalah memindahkan sumber mata air utama PDAM Kendari dari intake Pohara ke Intake Tabanggele.

Kalau Intake Pohara dipindahkan ke Intake Tabanggele kata dia, maka bisa memproduksi air sampai 900 liter per detik. Dan itu bisa melayani 80 persen rumah warga Kendari, atau mampu melayani sekitar 75.ribu sambungan.  

"Insya Allah, pekerjaan proyek itu akan dimulai pada pertengahan 2020. Kalau ini selesai maka akan menyehatkan PDAM Kendari, sehingga dibutuhkan kesabaran masyarakat menunggu realisasi dari solusi ini, kami mohon doa seluruh masyarakat Kendari agar upaya kita ini berhasil dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat kendari," katanya.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024