Kendari (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara merencanakan inspeksi mendadak (sidak) Natal dan Tahun Baru 2020 guna mengantisipasi kelangkaan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di daerah itu.

Kepala Bidang Dalam Negeri Disperindag Sultra Usman A Torya di Kendari, Kamis, mengatakan sidak akan dilakukan pada minggu ketiga Desember 2019.

"Sidak direncanakan minggu ke tiga paling cepat seminggu sebelum hari Natal itu, kita akan adakan di pasar tradisional, seperti di Pasar Mandonga, Pasar Kota, dan Baruga, tinggal melihat situasi yang pastinya Pasar Mandonga mungkin jadi distributor." katanya.

Sementara itu ia mengatakan distribusi barang yang berasal dari luar kota masih lancar kecuali ada pengaruh alam seperti jembatan yang putus dan tanah longsor sehingga itu akan menambah biaya produksi dan harga dinaikkan. Tapi untuk saat ini masih mulus dan tetap stabil.

Ia juga mengatakan untuk saat ini harga bahan pokok di pasaran masih stabil, stok juga masih lengkap bahkan di Bulog persediaan beras masih cukup sampai tahun 2022. Akan tetapi ada beberapa bahan pokok yang mengalami fluktuasi.

"Sampai saat ini belum ada kelangkaan, barang yang masuk dari distributor tetap lancar meskipun pada bulan ini beberapa masih mengalami fluktuatif karena pengaruh cuaca," katanya.

Baca juga: Disperindag Sulawesi Tenggara pastikan harga sembako tetap stabil

Ia mencontohkan cabai, bawang, daging dan telur ayam. Untuk cabai merah kriting pada bulan November malah turun jadi Rp39 ribu, sebelumnya minggu pertama Rp42 ribu per kg, cabe merah besar dari Rp40 ribu sekarang turun menjadi Rp29 ribu, sedangkan cabe rawit dari Rp110 ribu minggu pertama November turun menjadi Rp86 ribu. Tim TPID Sultra yang dipimpin Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas (tengah baju putih) saat melakukan sidak disejumlah pasar di Kota Kendari pada menjelang Idul Adha 2019 lalu. (foto Antara/Sucia) Menurutnya, penyebab turunnya harga bahan pokok ini pengaruh setelah Hari Pangan Sedunia (HPS), yang menyebabkan permintaan bahan makanan jadi meningkat.

"Pengaruh HPS ini bisa jadi faktor terjadinya fluktuatif, karena pada saat itu, permintaan masyarakat untuk bahan makanan di Kendari meningkat otomatis harganya juga naik." katanya.
   

Pewarta : Sucia Armadani/Buyung
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024