Kendari (ANTARA) - ,Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, Wa Ode Nur Aminah Amaliah meraih predikat The Best Presenter atau presenter terbaik.

Aminah mempresentasikan karya ilmiahnya dengan judul A ButoneseTradition: Posuo Ceremony.

Saat presentasi, ia menjelaskan latar Tradisi Posuo atau lebih dikenal dengan pengasingan (pingitan). Tradisi Posuo adalah salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Buton kepada gadis remaja yang memasuki masa transisi menjelang dewasa.

“Peserta Posuo ditempatkan di ruang khusus yang tidak diizinkan oleh orang lain untuk masuk selain dari tokoh tradisional yang disebut "Bhisa Bhawine" sebagai pendamping yang memberikan nasihat-nasihat kepada peserta Posuo. Tidak hanya itu, peserta Posuo dituntut untuk selalu berdoa dan banyak berdzikir agar dosa-dosanya dimasa remaja terhapus dan ketika menghadapi masa dewasa bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat,” papar Wa Ode Nur Aminah Amaliah.

Ia menambahkan, pelajaran yang dapat diambil dari ritual posuo ini adalah mengajarkan para remaja untuk lebih kuat dan tabah dalam menghadapi masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Selain itu, para gadis remaja juga diajarkan bagaimana mengurus rumah tangga agar tetap hidup rukun bersama pasangannya kelak. 

“Saat ini masih ada beberapa keluarga yang melaksanakan ritual Posuo karena mereka menganggap penting untuk mempersiapkan mental anak perempuannya. Hal lainnya, ritual Posuo membantu mempererat tali persaudaraan dan menyadarkan kepada keluarga untuk saling bekerja sama dalam menyukseskan kegiatan ini karena tanpa adanya bantuan dari seluruh keluarga maupun tetangga maka ritual Posuo tidak dapat berjalan dengan semestinya,” jelas Aminah mengakhiri paparannya.

Selain Aminah, peserta lainnya juga mempresentasikan artikel dengan mengangkat tema seputar kebudayaan masyarakat Sulawesi khususnya Sulawesi Tenggara dan Selatan. Artikel budaya tersebut ini sengaja diangkat dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan masyarakat Sulawesi kepada dunia internasional.

Artikel hasil studi pustaka yang diangkat seperti Budaya Kalosara, Budaya Sungkeman Masyarakat Jawa di Sultra, Budaya Mappadendang dan beberapa artikel bidang Ilmu Pendidikan dan Ekonomi.

Menurut laporan perwakilan Kantor Urusan Internasional IAIN Kendari, Dewi Atikah, M.A (TESOL), para peserta yang tiba di Malaysia sejak 28 November lalu, telah melewati beberapa kegiatan penting diantaranya international Student Colloquium di University of College Pahang (UCYP),  Tanjung Lumpur, Kuantan, Pahang, Malaysia.

Kegiatan akademik ini bertajuk Adaptive Strategies for Sustainable Education yang merupakan  hasil kerjasama UCYP dan SEAAM. Pada kesempatan itu, presentasi mahasiswa IAIN Kendari juga mendapat apresiasi dari penyelenggara.

Salah satunya Muh. Hilman, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris yang berasal dari Thailand. Hilman mempresentasikan karyanya berjudul Manfaat TED talks dalam meningkatkan kemampuan berbicara Siswa.

“TED Talks adalah sebuah channel pada aplikasi Youtube yang mempublikasikan video para pembicara menuturkan suatu topik dalam bahasa Inggris. Bagi penutur asing, mereka dapat mempelajari segala sesuatu dari video, seperti pronunciation, gesture dan keterampilan listening. TED Talks sangat pasa digunakan sebagai media pembelajaran terutama di era digital seperti sekarang ini," kata Hilman.

Kegiatan Students’ Mobility Program ini adalah yang pertama kalinya dilaksanakan oleh IAIN Kendari. Kegiatan SMP akan menjadi program rutin dari Kantor Urusan Internasional dalam rangka membangun networking dan meningkatkan rekognisi internasional terhadap kualitas akademik kampus yang sedang berproses alih status menjadi UIN.


Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024