Kendari (ANTARA) - Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sulawesi Tenggara menyeleksi atlet putra-putri jenis kayak dan perahu naga yang dipersiapkan menghadapi kejuaraan nasional sekaligus ajang prakualifikasi PON XX yang dijadwalkan 14-22 Desember di Karawang, Jawa Barat.
"Beberapa hari lalu digelar kejuaraan daerah perahu naga antarkabupaten/kota sehingga para atlet yang menjalani seleksi adalah yang terbaik," kata Pelatih Dayung Sultra, Darwin di Kendari, Jumat.
Seleksi pedayung putra yang diikuti 51 orang dan 40 atlet putri mayoritas berasal dari Kabupaten Konawe Selatan, Muna Barat, Muna, Baubau dan Kota Kendari.
"Persaingan atlet masuk tim inti pra PON Sultra ketat karena hanya akan dipilih 14 pedayung putra dan 14 putri, padahal peserta mencapai puluhan orang," kata Darwin, mantan atlet nasional perahu naga era 90-an.
Namun demikian, para atlet dan pelatih harus menerima siapa pun yang akan menjadi duta Sultra di arena prakualifikasi PON karena dilakukan secara transparan dan objektif.
"Setelah seleksi akan dilanjutkan dengan pelatihan terpusat bagi 14 atlet putra dan 14 putri untuk mematangkan kesiapan menghadapi ajang perebutan tiket PON XX Papua," katanya.
Pelatih dayung Sulltra lainnya, Sofiyan mengatakan obsesi merebut tiket PON XX membutuhkan perjuangan keras para atlet dan pelatih karena semua daerah mematok ambisinya yang sama, yakni lolos PON.
"Dukungan KONI Sultra, pemerintah daerah, pengurus dayung serta masyarakat peduli olahraga sangat diharapkan. Seleksi yang dilaksanakan hari ini tidak akan mencapai tujuan jika para atlet tidak dimatangkan melalui pelatihan terpusat," kata Sofyan, mantan atlet canoeng Sultra.
Panitia menyeleksi atlet jenis perahu naga dan kayak menggunakan mesin rowing dengan mengukur kecepatan untuk jarak 1.000 meter bagi putra dan 500 meter untuk putri.
"Beberapa hari lalu digelar kejuaraan daerah perahu naga antarkabupaten/kota sehingga para atlet yang menjalani seleksi adalah yang terbaik," kata Pelatih Dayung Sultra, Darwin di Kendari, Jumat.
Seleksi pedayung putra yang diikuti 51 orang dan 40 atlet putri mayoritas berasal dari Kabupaten Konawe Selatan, Muna Barat, Muna, Baubau dan Kota Kendari.
"Persaingan atlet masuk tim inti pra PON Sultra ketat karena hanya akan dipilih 14 pedayung putra dan 14 putri, padahal peserta mencapai puluhan orang," kata Darwin, mantan atlet nasional perahu naga era 90-an.
Namun demikian, para atlet dan pelatih harus menerima siapa pun yang akan menjadi duta Sultra di arena prakualifikasi PON karena dilakukan secara transparan dan objektif.
"Setelah seleksi akan dilanjutkan dengan pelatihan terpusat bagi 14 atlet putra dan 14 putri untuk mematangkan kesiapan menghadapi ajang perebutan tiket PON XX Papua," katanya.
Pelatih dayung Sulltra lainnya, Sofiyan mengatakan obsesi merebut tiket PON XX membutuhkan perjuangan keras para atlet dan pelatih karena semua daerah mematok ambisinya yang sama, yakni lolos PON.
"Dukungan KONI Sultra, pemerintah daerah, pengurus dayung serta masyarakat peduli olahraga sangat diharapkan. Seleksi yang dilaksanakan hari ini tidak akan mencapai tujuan jika para atlet tidak dimatangkan melalui pelatihan terpusat," kata Sofyan, mantan atlet canoeng Sultra.
Panitia menyeleksi atlet jenis perahu naga dan kayak menggunakan mesin rowing dengan mengukur kecepatan untuk jarak 1.000 meter bagi putra dan 500 meter untuk putri.