Kendari (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa selama Januari hingga September 2019 mencatat sedikitnya ada 30 kasus kebakaran, baik kebakaran rumah maupun lahan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Baubau, Tamsir Tamim melalui pesan singkat yang diterima, Senin mengatakan, memasuki musim kemarau khusus kebakaran lahan saja pihaknya harus memadamkan lima hingga enam titik api.

"Kebakaran di Baubau akhir-akhir ini cukup tinggi, untuk lahan saja kami padamkan lima hingga enam titik," ujarnya.

Adik dari mantan wali kota Baubau dua periode Amirul Tamim itu mengakui mengalami kesulitan pemadaman api, karena selain lokasinya jauh armada dan personel juga masih terbatas.

"Untuk lokasi yang tidak bisa dijangkau dengan mobil kita gunakan pompa apung," jelasnya.

Kendala, kata Tamsir adalah, sumber air yang selama ini tempat untuk memompa telah kering sehingga alternatif lainnya terpaksa menggunakan air payau untuk memadamkan api.

Ia menghimbau, selama musim kemarau ini, masyarakat tidak sembarangan membakar lahan, sebab kencangnya angin dan teriknya matahari dapat memperluas kobaran api.

Kepada masyarakat agar melakukan pembersihan lahan jagan dibakar, sebaiknya ditebang atau dipangkas saja, jangan menggunakan api, karena angin kencang dan panas matahari menjadi percikan dan kebakaran yang besar.

Sementara di tingkat rumah tinggal, dirinya berharap masyarakat memperhatikan perabot rumah tangga, terutama masalah instalasi listrik, sebab pemicu kebakaran tertinggi untuk rumah karena arus pendek listrik.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024