Kendari (ANTARA) - Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menyelenggarakan kegiatan pendidikan etika dalam bermedia sosial melalui literasi media anti hoaks, hate speech, dan bullying yang diikuti pemuda remaja lingkup Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Antusias warga mengikuti kegiatan pendidikan etika bermedia sosial yang memperoleh dukungan pendanaan dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Ristekdikti tahun 2019 cukup tinggi, bahkan warga mengharapkan kegiatan tersebut dapat berkelanjutan," kata penyelenggara dosen Komunikasi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Waode Lusianai di Kendari, Jumat.
UHO menggelar pendidikan etika bermedia sosial sebagai bentuk kepedulian atas kondisi penggunaan media sosial dikalangan masyarakat yang saat ini kerapkali mengabaikan masalah etika.
Baca juga: Tips mengidentifikasi berita palsu di media sosial
Hal tersebut dapat diamati dari seringnya terjadi pelaporan atas akun media sosial yang kerap melakukan penyebaran berita hoaks, hate speech atau bahkan perilaku bullying.
"Penyebaran berita hoaks yang menenjadi salah satu bukti terabaikannya persoalan etika dalam bermedia sosial. Kegiatan ini hadir untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana menggunakan media sosial secara cerdas dan beretika," katanya.
Baca juga: Polisi sebut hoaks mengancam kenyamanan berdemokrasi
Selain itu, katanya, melalui pelatihan, masyarakat mendapatkan pendidikan tentang bagaimana memahami dan mengidentifikasi berita hoax, hate speech, dan bullying di media sosial serta apa yang harus dilakukan.
Sedangkan pada kegiatan talkshow, peserta disuguhkan materi seputar sanksi hukum yang akan menanti ketika seseorang terlibat dalam penyebaran berita hoax, hate speech maupun perilaku bullying di media sosial.
Dari kegiatan yang dihelat di salah satu warung copi terbentuk komunitas gerakan sehat bermedia yang digagas oleh pemuda di RT 1 Kelurahan Mokoau sebagai wadah untuk saling mengingatkan dan mengedukasi tentang pendidikan etika bermedia sosial.
Baca juga: Menkominfo Rudiantara Ajak SMSI Perangi Berita Hoax
Baca juga: Join Kendari deklarasi antihoaks
"Antusias warga mengikuti kegiatan pendidikan etika bermedia sosial yang memperoleh dukungan pendanaan dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Ristekdikti tahun 2019 cukup tinggi, bahkan warga mengharapkan kegiatan tersebut dapat berkelanjutan," kata penyelenggara dosen Komunikasi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Waode Lusianai di Kendari, Jumat.
UHO menggelar pendidikan etika bermedia sosial sebagai bentuk kepedulian atas kondisi penggunaan media sosial dikalangan masyarakat yang saat ini kerapkali mengabaikan masalah etika.
Baca juga: Tips mengidentifikasi berita palsu di media sosial
Hal tersebut dapat diamati dari seringnya terjadi pelaporan atas akun media sosial yang kerap melakukan penyebaran berita hoaks, hate speech atau bahkan perilaku bullying.
"Penyebaran berita hoaks yang menenjadi salah satu bukti terabaikannya persoalan etika dalam bermedia sosial. Kegiatan ini hadir untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana menggunakan media sosial secara cerdas dan beretika," katanya.
Baca juga: Polisi sebut hoaks mengancam kenyamanan berdemokrasi
Selain itu, katanya, melalui pelatihan, masyarakat mendapatkan pendidikan tentang bagaimana memahami dan mengidentifikasi berita hoax, hate speech, dan bullying di media sosial serta apa yang harus dilakukan.
Sedangkan pada kegiatan talkshow, peserta disuguhkan materi seputar sanksi hukum yang akan menanti ketika seseorang terlibat dalam penyebaran berita hoax, hate speech maupun perilaku bullying di media sosial.
Dari kegiatan yang dihelat di salah satu warung copi terbentuk komunitas gerakan sehat bermedia yang digagas oleh pemuda di RT 1 Kelurahan Mokoau sebagai wadah untuk saling mengingatkan dan mengedukasi tentang pendidikan etika bermedia sosial.
Baca juga: Menkominfo Rudiantara Ajak SMSI Perangi Berita Hoax
Baca juga: Join Kendari deklarasi antihoaks