Kendari (Antaranews Sultra) - Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Online Indonesia (Join) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, medeklarasi antiberita bohong (hoaks).
"Saya berharap kehadiran Join di Kendari bisa membangun kapasitas manusia serta berperan aktif dalam pembangunan daerah melalui sumbangsih karya jurnalistik yang berdasarkan fakta," kata Kadis Kominfo Sultra H. Kusnadi saat menghadiri pengukuhan dan Rakerda DPD Join Kendari, Kamis.
Menurut Kusnadi, banyaknya media daring (online) di Kendari. Hal ini mencerminkan bahwa kehidupan dunia jurnalistik pun makin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang makin maju dan transparan.
Join sebagai organisasi berhimpunya sejumlah media daring, sedikitnya bisa memberi sumbangan sekaligus kontrol kepada penentu kebijakan daerah untuk lebih arif dan bijaksana dalam membangun daerah, khususnya menyangkut pemberitaan yang konstruktif dan berimbang.
Ketua DPP Join Kendari Mirkas berharap jurnalis yang tergabung dalam organisasi itu bisa menjalankan profesinya dan mengikuti kode etik jurnalistik serta mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
"Saya mendorong semua anggota Join menyajikan karya jurnalisnya yang lebih berkualitas terkonfirmasi dengan narasumber apa yang disampaikan benar-benar fakta," katanya.
Pada tanggal 3 Agustus 2018, kata dia, Join mendirikan pusdiklat untuk Indonesia timur di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diisi oleh 12 profesor dan 17 doktor.
"Dalam memerangi berita bohong, tidak cukup dengan ucapan, teori, tetapi perlu juga ada tindakan pembangunan karakter pada kapasitas manusianya," kata Julhan Sifadi, Sekjen DPP Join.
Untuk membedakan hoaks atau tidak, katanya lagi, setiap berita harus dikonfirmasi judulnya dengan ditelusuri di Google pencarian.
Informasi dimuat media yang tidak dikenal maka 75 persen hoaks. Akan tetapi, lanjut dia, jika diberitakan oleh media besar, berita itu benar.
Ia mengatakan bahwa Join punya wadah untuk "sharing" dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas personal jurnalis dan memiliki kekuatan jaringan seluruh Indonesia yang bisa terkoneksi untuk informasi berita yang benar.
"Saya berharap kehadiran Join di Kendari bisa membangun kapasitas manusia serta berperan aktif dalam pembangunan daerah melalui sumbangsih karya jurnalistik yang berdasarkan fakta," kata Kadis Kominfo Sultra H. Kusnadi saat menghadiri pengukuhan dan Rakerda DPD Join Kendari, Kamis.
Menurut Kusnadi, banyaknya media daring (online) di Kendari. Hal ini mencerminkan bahwa kehidupan dunia jurnalistik pun makin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang makin maju dan transparan.
Join sebagai organisasi berhimpunya sejumlah media daring, sedikitnya bisa memberi sumbangan sekaligus kontrol kepada penentu kebijakan daerah untuk lebih arif dan bijaksana dalam membangun daerah, khususnya menyangkut pemberitaan yang konstruktif dan berimbang.
Ketua DPP Join Kendari Mirkas berharap jurnalis yang tergabung dalam organisasi itu bisa menjalankan profesinya dan mengikuti kode etik jurnalistik serta mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
"Saya mendorong semua anggota Join menyajikan karya jurnalisnya yang lebih berkualitas terkonfirmasi dengan narasumber apa yang disampaikan benar-benar fakta," katanya.
Pada tanggal 3 Agustus 2018, kata dia, Join mendirikan pusdiklat untuk Indonesia timur di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diisi oleh 12 profesor dan 17 doktor.
"Dalam memerangi berita bohong, tidak cukup dengan ucapan, teori, tetapi perlu juga ada tindakan pembangunan karakter pada kapasitas manusianya," kata Julhan Sifadi, Sekjen DPP Join.
Untuk membedakan hoaks atau tidak, katanya lagi, setiap berita harus dikonfirmasi judulnya dengan ditelusuri di Google pencarian.
Informasi dimuat media yang tidak dikenal maka 75 persen hoaks. Akan tetapi, lanjut dia, jika diberitakan oleh media besar, berita itu benar.
Ia mengatakan bahwa Join punya wadah untuk "sharing" dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas personal jurnalis dan memiliki kekuatan jaringan seluruh Indonesia yang bisa terkoneksi untuk informasi berita yang benar.