Kendari (ANTARA) - Sebanyak 175 peserta mengikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Sekolah Menegah Atas (SMA) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari, Jumat.
Siswa sebanyak itu merupakan hasil seleksi di tingkat kabupaten kota yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra.
Ketua panitia FLN2N SMA tingkat Provinsi Sultra, Idawati Nurdin mengatakan festival lomba seni yang merupakan agenda tahunan Diknasbud itu bertujuan memberikan pengalaman berkepotensi dari seluruh siswa SMA baik negeri maupun swasta dengan menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam keberagaman bagi siswa.
"Yang terpenting lagi adalah bertujuan untuk mempererat persahabatan, persatuan dan sesama siswa Indonesia yang berasal dari berbagai daerah dengan karakter, tingkat keterampilan dan budaya yang berbeda," ujaranya.
Ia mengatakan, adapun hasil yang akan dicapai dalam festival lomba seni ini yakni terciptanya pengalaman berkopentisi yang sehat dengan menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam keberagaman untuk mencapai prestasi tertinggi dibidangnya.
Menurut Idawati Nurdin, adapun bidang seni yang dilombakan yakni dibagi dalam dua kategori yakni pertunjukan yang meliputi baca pusisi, gitar solo, monolog, tari kreasi dan vokal solo. Sedangkan bidang penciptaan yakni cipta puisi, desain poster, film pendek dan kriya.
"Jadi dari semua lomba yang dipertandingkan itu, terbaik satu hingga terbaik tiga akan mewakili SMA Sultra dalam ajang FLS2N tingkat nasional yang akan diselenggarakan di provinsi Lampung (Sumatera) pada September 2019 mendatang," ujaranya.
Peserta lomba FLS2N SMA 2019 saat melakukan foto bersama dengan Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio (rambut putih) dan pejabat eselon II dan III Diknasbud Sultra di Kendari. (foto ANTARA/ Azis Senong)
Plt. Kadis Dikasbud Sultra, Asrun Lio mengatakan mengapresiasi kegiatan festival lomba seni tersebut dan mengharapkan agar panitia seleksi dalam melakukan penilaian benar-benar secara obyektif.
"Saya mengharapkan agar tim yang terlibat dalam dewan yuri memberi penilaian secara obyektif, adil, amanah dan jujur dengan mengedepankan nilai-nilai sportivitas dan kebenaran," ujar Asrun.
Penilaian dalam seni dan pertunjukan sangat ditentukan oleh kualitas penampilan dan dalam seni penciptaan, karya, karsa yang direpresentasikan melalui rentang nilai yang telah ditentukan oleh tim yuri.
Dosen bahasa Inggris FKIP Universitas Haluoleo Kendari itu berharap, obyektifitas dan integritas para yuri harus benar-benar dijaga, dan tidak melihat siapa dan dari mana asal siswa atau sekolah itu berlomba. Sebab pertaruhan ditingkat nasional nanti bukan lagi membawa nama sekolah tetapi nama provinsi.
Siswa sebanyak itu merupakan hasil seleksi di tingkat kabupaten kota yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra.
Ketua panitia FLN2N SMA tingkat Provinsi Sultra, Idawati Nurdin mengatakan festival lomba seni yang merupakan agenda tahunan Diknasbud itu bertujuan memberikan pengalaman berkepotensi dari seluruh siswa SMA baik negeri maupun swasta dengan menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam keberagaman bagi siswa.
"Yang terpenting lagi adalah bertujuan untuk mempererat persahabatan, persatuan dan sesama siswa Indonesia yang berasal dari berbagai daerah dengan karakter, tingkat keterampilan dan budaya yang berbeda," ujaranya.
Ia mengatakan, adapun hasil yang akan dicapai dalam festival lomba seni ini yakni terciptanya pengalaman berkopentisi yang sehat dengan menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam keberagaman untuk mencapai prestasi tertinggi dibidangnya.
Menurut Idawati Nurdin, adapun bidang seni yang dilombakan yakni dibagi dalam dua kategori yakni pertunjukan yang meliputi baca pusisi, gitar solo, monolog, tari kreasi dan vokal solo. Sedangkan bidang penciptaan yakni cipta puisi, desain poster, film pendek dan kriya.
"Jadi dari semua lomba yang dipertandingkan itu, terbaik satu hingga terbaik tiga akan mewakili SMA Sultra dalam ajang FLS2N tingkat nasional yang akan diselenggarakan di provinsi Lampung (Sumatera) pada September 2019 mendatang," ujaranya.
Plt. Kadis Dikasbud Sultra, Asrun Lio mengatakan mengapresiasi kegiatan festival lomba seni tersebut dan mengharapkan agar panitia seleksi dalam melakukan penilaian benar-benar secara obyektif.
"Saya mengharapkan agar tim yang terlibat dalam dewan yuri memberi penilaian secara obyektif, adil, amanah dan jujur dengan mengedepankan nilai-nilai sportivitas dan kebenaran," ujar Asrun.
Penilaian dalam seni dan pertunjukan sangat ditentukan oleh kualitas penampilan dan dalam seni penciptaan, karya, karsa yang direpresentasikan melalui rentang nilai yang telah ditentukan oleh tim yuri.
Dosen bahasa Inggris FKIP Universitas Haluoleo Kendari itu berharap, obyektifitas dan integritas para yuri harus benar-benar dijaga, dan tidak melihat siapa dan dari mana asal siswa atau sekolah itu berlomba. Sebab pertaruhan ditingkat nasional nanti bukan lagi membawa nama sekolah tetapi nama provinsi.