Sorowako (ANTARA) - PT Vale Indonesia Tbk. mengajak puluhan wartawan dari berbagai daerah di Indonesia untuk memantau area reklamasi lahan yang telah dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk pascapenambangan, Kamis di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dalam kunjungannya, para jurnalis didampingi Reforetation Engineer PT Vale, Andri Ardiansyah, Senior Coordinator Communication Sihanto Berilyan Bela, dan Communication officer, Winda Herlina, yang kemudian bersama-sama melakukan penanaman pohon di kawasan pascapenambangan tersebut.

Reforetation Engineer PT Vale, Andri Ardiansyah menjelaskan, sebelum dilakukannya reklamasi lahan, perlu dilakukannya pembentukan dan penataan lahan terlebih dahulu. Jika hal itu tidak dilakukan, maka tanaman yang ditanam tidak akan hidup.

"Penataan lahan terdiri dari pembentukan lereng kembali (resloping), pembuatan sarana-sarana eropsi, monitoring, controling, dan top seling, kemudian bagian atas tanah yang ditata. Setelah itu masuk pada reklamasi," kata Andri Ardiansyah, saat para jurnalis melukukan visit di lahan reklamasi pascapenambangan, daerah Petea, di Sorowako, Kamis.

Andri juga menjelaskan reklamasi yang di lakukan oleh PT Vale bersifat prograsif, namun luas lahan yang dibuka tidak akan sama persis dengan luas saat reklamasi, karena ada hitungan dari ESDM, dan masih terdapat areal terbuka seluas 1.900 hektare, dan areal tersebut masih dalam area aktif tambang.

Tahap pertama reklamasi, lanjut Andri, yang ditanam adalah cover crop (tanaman penutup tanah) terdiri dari rumput-rumputan seperti padi, dan kacang-kacangan yang tidak melilit, bersamaan dengan itu dilakukan penanaman pohon.

"Jadi gunanya tanaman penutup (cover crop) itu, untuk menutup tanah supaya tanah tidak kelihatan, selain itu kita sudah sediakan pengendapan sedimen, jadi pengendalian erosi itu kita sudah kendalikan dari sejak hulunya," jelasnya. Salah seorang wartawan sedang menanam pohon di kawasan reklamasi pasacapenambangan PT Vale. (Foto ANTARA/Harianto)
Pohon yang ditanam di kawasan reklamasi itu diantaranya pohon ponioir cepat tumbuh dan lambat tumbuh seperti Mahoni, Salam, Dengen, sementara untuk yang lambat tumbuh Kayu Angin, Sengen Buto, termasuk Ekaliptus. Dan Pola yang diterapkan dalam penananam yaitu poli culture (campuran), hal itu didasari dari hasil uji coba selama bertahun-tahun oleh PT Vale.

Selain meninjau dan melakukan penaman pohon di kawasan reklamasi, para jurnalis juga diajak untuk memantau langsung proses penggalian material yang menggunakan ekskavator, minjau kawasan pabrik, serta meninjau boiler di areal pertambangan PT Vale.  

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024