Kendari (ANTARA) - Perusahaan Daerah (Perusda) Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjalin kerja sama koperasi petani menyalurkan pupuk, bibit dan alat-alat pertanian tanpa bunga.
Direktur Perusda Konawe Selatan Arif Rahman di Kendari, Jumat, mengatakan petani tidak kesulitan menjual hasil panen karena Perusda dan Koperasi siap menampung.
"Pupuk, bibit dan apa saja kebutuhan petani dipinjamkan tanpa bunga tetapi hasil panen harus dijual kepada Perusda atau Koperasi yang juga anggota para petani setempat," kata Arif.
Dari sisi bisnis kemitraan Perusda dan Koperasi petani menyalurkan pupuk dan menyiapkan bibit belum menjanjikan keuntungan tetapi yang pasti petani terbantu.
"Sekarang petani paham bahwa Perusda Konawe Selatan dan Koperasi yang ada di desa-desa harus didukung dengan cara menjadi anggota karena berpihak kepada petani. Berarti persepsi petani terhadap koperasi positif," katanya.
Ketua Koperasi Desa Watumelewe Saharuddin mengatakan warga desa sudah pernah sebelumnya mendirikan koperasi namun tidak berumur panjang.
"Dulu pernah ada. Jual sembilan bahan pokok, kebutuhan petani, petambak dan lain lain tetapi akhirnya bubar," kata Saharuddin.
Koperasi yang dibentuk tahun 2015 lalu hanya dapat melayani pupuk sesuai kebutuhan anggota dengan jumlah terbatas karena belanja modal terbatas.
"Memang pernah mendapat tawaran dari Dinas Koperasi untuk mengajukan permohonan suntikan modal tetapi pengurus dan anggota belum sepakat," katanya.
Kepala Desa Watumele Hartono mengatakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dapat bersinergi dengan Koperasi maupun Perusda Konawe Selatan untuk menampung hasil panen petani.
"Ya, sedikit-sedikit kebutuhan petani dapat terbantu dari Perusda dan Koperasi desa. Bumdes juga siap membeli hasil panen petani," kata Hartono.
Direktur Perusda Konawe Selatan Arif Rahman di Kendari, Jumat, mengatakan petani tidak kesulitan menjual hasil panen karena Perusda dan Koperasi siap menampung.
"Pupuk, bibit dan apa saja kebutuhan petani dipinjamkan tanpa bunga tetapi hasil panen harus dijual kepada Perusda atau Koperasi yang juga anggota para petani setempat," kata Arif.
Dari sisi bisnis kemitraan Perusda dan Koperasi petani menyalurkan pupuk dan menyiapkan bibit belum menjanjikan keuntungan tetapi yang pasti petani terbantu.
"Sekarang petani paham bahwa Perusda Konawe Selatan dan Koperasi yang ada di desa-desa harus didukung dengan cara menjadi anggota karena berpihak kepada petani. Berarti persepsi petani terhadap koperasi positif," katanya.
Ketua Koperasi Desa Watumelewe Saharuddin mengatakan warga desa sudah pernah sebelumnya mendirikan koperasi namun tidak berumur panjang.
"Dulu pernah ada. Jual sembilan bahan pokok, kebutuhan petani, petambak dan lain lain tetapi akhirnya bubar," kata Saharuddin.
Koperasi yang dibentuk tahun 2015 lalu hanya dapat melayani pupuk sesuai kebutuhan anggota dengan jumlah terbatas karena belanja modal terbatas.
"Memang pernah mendapat tawaran dari Dinas Koperasi untuk mengajukan permohonan suntikan modal tetapi pengurus dan anggota belum sepakat," katanya.
Kepala Desa Watumele Hartono mengatakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dapat bersinergi dengan Koperasi maupun Perusda Konawe Selatan untuk menampung hasil panen petani.
"Ya, sedikit-sedikit kebutuhan petani dapat terbantu dari Perusda dan Koperasi desa. Bumdes juga siap membeli hasil panen petani," kata Hartono.