Baubau (ANTARA) - Aktifitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada triwulan kedua (April-Juni) mengalami penurunan tipis dari pergerakan triwulan pertama (Januari-Maret) tahun 2019.

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas 1 Baubau, Selasa mencatat sepanjang triwulan pertama  aktifitas bongkar peti kemas terisi mencapai 3.452 unit dengan berat 45.220 ton.

Sedangkan pada triwulan kedua terisi sebanyak 3.115 unit atau berat 41.772 ton. Dengan tercatat pula empat unit kosong pada triwulan pertama dan terdapat 37 kosong triwulan kedua.

Kemudian,untuk kegiatan muat pada triwulan pertama terisi sebanyak 926 unit dengan berat sebesar 17.433 ton. Dan triwulan kedua sebanyak 976 kontainer atau berat 19.902 ton.

Namun, pada aktifitas muat pada triwulan pertama tersebut terdapat kosong sebanyak 2.254 unit dan triwulan kedua sebanyak 2.296 unit.

"Kalau kegiatan kontainer cukup bagus, stabil. Bahkan dilihat triwulan kedua terdapat suatu peningkatan walaupun tidak signifikan," ujar Kepala Seksi Lalulintas Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa Kantor UPP Kelas 1 Baubau, Suparno, di Baubau.

Menurutnya, kegiatan bongkar muat peti kemas di pelabuhan itu ke depan akan semakin baik seiring meningkatnya permintaan kebutuhan barang daerah tersebut.

"Prospek untuk aktifitas kontainer akan semakin bagus. Cuma terkadang ada keterbatasan soal lapangan penumpukan, sehingga menyebabkan penyimpanan kontainer tidak bisa terlalu lama dengan terlalu banyak," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan perusahaan peti kemas membuat lokasi penumpukan kontainer di luar pelabuhan untuk mengantisipasi kondisi pelabuhan apabila terjadi perkembangan.

"Kalau bisa kita imbau perusahaan peti kemas membuat lokasi penyimpanan kontainer diluar pelabuhan. Sehingga apabila terjadi suatu perkembangan kondisi di pelabuhan tidak padat," katanya

Disamping itu, hambatan aktifitas arus bongkar muat peti kemas di pelabuhan itu meskipun tidak terlalu signifikan, kata dia, karena alur atau pintu pelabuhan satu, sehingga apabila ada kegiatan embarkasi dan debarkasi kapal penumpang, secara otomatis kegiatan keluar masuk kontainer akan ditangguhkan.

Menurut Suparno, tingginya aktifitas bongkar muat di pelabuhan dapat mempengaruhi akan meningkatnya pendapatan masyarakat, karena barang yang ada atau dikonsumsi dibutuhkan oleh masyarakat.

"Salah satu perkembangan perputaran perekonomian itu meningkat juga bisa dilihat dari aktifitas keluar masuk barang dan orang di pelabuhan," ujarnya.

Kerugian akibat bencana banjir Konawe Utara capai Rp674 miliar

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024