Kendari (ANTARA) - Panitia seleksi penerimaan anggota Polri mengingatkan masyarakat, terkhusus keluarga dan calon siswa peserta agar tidak percaya adanya oknum yang menjanjikan kelulusan dengan syarat tertentu.
Biro SDM Polda Sultra Kombes Pol Muhammad Dwita Kumu Wardana di Kendari, Sabtu, mengatakan pola penerimaan calon anggota Polri sudah direformasi sedemikian rupa untuk mencapai nilai-nilai akuntabilitas.
"Panitia seleksi dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh panitia pengawas internal dari Kepolisian dan pengawas eksternal dari unsur masyarakat, perwakilan orang tua calon siswa dan pers," kata Dwita Kumu.
Oleh karena itu, ia mengingatkan calon peserta dan keluarga tidak berspekulasi menggunakan jasa oknum tertentu untuk melakukan lobi kelulusan.
"Kapolda saja tidak memiliki pengaruh untuk meluluskan calon peserta, bahkan yang ketahuan membangun koneksi dengan iming-iming kelulusan akan ditindak tegas," ujar Dwita Kumu, panitia daerah penerimaan bintara Polda Sultra.
Seleksi penerimaan calon anggota Polri 2019 menyiapkan kuota Polda Sultra sebanyak 120 orang untuk bintara polisi laki-laki, sembilan orang polisi wanita, calon taruna Akademi Kepolisian lima orang dan tamtama tujuh orang.
"Peminat yang mendaftarkan diri cukup signifikan sebanyak 2.000-an orang atau meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Dwita Kumu.
Peningkatan peserta seleksi calon anggota Polri disebabkan beberapa hal, antara lain, memberi kepastian masa depan dan kesejahteraan yang menjanjikan.
"Informasi dari calon siswa maupun orang tua bahwa kalau nasib diterima menjadi anggota Polri berarti masa depan sudah pasti. Jika melanjutkan pendidikan pada tingkat perguruan tinggi membutuhkan perjuangan mencari kerja kelak menyadang predikat sarjana atau magister," katanya.
Adu nasib dari 2.000-an peminat yang sudah memasuki tahapan tes jasmani menyisakan sekitar 900 orang.
Tahapan seleksi yang masih harus dilewati peserta adalah psikotes, akademik, kesehatan kedua, penelusuran minat bakat dan tes terpadu.
Biro SDM Polda Sultra Kombes Pol Muhammad Dwita Kumu Wardana di Kendari, Sabtu, mengatakan pola penerimaan calon anggota Polri sudah direformasi sedemikian rupa untuk mencapai nilai-nilai akuntabilitas.
"Panitia seleksi dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh panitia pengawas internal dari Kepolisian dan pengawas eksternal dari unsur masyarakat, perwakilan orang tua calon siswa dan pers," kata Dwita Kumu.
Oleh karena itu, ia mengingatkan calon peserta dan keluarga tidak berspekulasi menggunakan jasa oknum tertentu untuk melakukan lobi kelulusan.
"Kapolda saja tidak memiliki pengaruh untuk meluluskan calon peserta, bahkan yang ketahuan membangun koneksi dengan iming-iming kelulusan akan ditindak tegas," ujar Dwita Kumu, panitia daerah penerimaan bintara Polda Sultra.
Seleksi penerimaan calon anggota Polri 2019 menyiapkan kuota Polda Sultra sebanyak 120 orang untuk bintara polisi laki-laki, sembilan orang polisi wanita, calon taruna Akademi Kepolisian lima orang dan tamtama tujuh orang.
"Peminat yang mendaftarkan diri cukup signifikan sebanyak 2.000-an orang atau meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Dwita Kumu.
Peningkatan peserta seleksi calon anggota Polri disebabkan beberapa hal, antara lain, memberi kepastian masa depan dan kesejahteraan yang menjanjikan.
"Informasi dari calon siswa maupun orang tua bahwa kalau nasib diterima menjadi anggota Polri berarti masa depan sudah pasti. Jika melanjutkan pendidikan pada tingkat perguruan tinggi membutuhkan perjuangan mencari kerja kelak menyadang predikat sarjana atau magister," katanya.
Adu nasib dari 2.000-an peminat yang sudah memasuki tahapan tes jasmani menyisakan sekitar 900 orang.
Tahapan seleksi yang masih harus dilewati peserta adalah psikotes, akademik, kesehatan kedua, penelusuran minat bakat dan tes terpadu.