Kendari (ANTARA) - Harga berbagai jenis telur di sejumlah pasar induk maupun tradisional di Kota Kendarim Sulawesi Tenggara (Sultra), selama sepekan terakhir cenderung naik dibanding sebelumnya.

Pantauan di Pasar Baru Kota Kendari, Sultra, Senin, harga telur ayam broiler di pasaran bervariasi antara Rp25.000 hingga Rp26.250 per kilogram atau setara dengan Rp47.000 per rak (30 butir) hingga ada yang mencapai Rp50.000 per rak tergantung dari kualitas serta besar telur ayam tersebut.

Sementara telur ayam kampung dijual Rp70.000 per rak (30 butir) hingga Rp75.000 atau dijual eceran antara Rp2.300-Rp2.400 per butir. Sedangkan telur itik Rp85.000 per rak (30 butir) atau Rp2.750 per butir hingga Rp2.800 per butir.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Muhammad Ali, mengatakan persediaan salah satu jenis kebutuhan pokok di Kota Kendari itu masih cukup tersedia. Ia memastikan memasuki puasa pada bulan Ramadhan ketersediaan bahan kebutuhan pokok tersebut masih aman sehingga konsumen tidak perlu panik stok telur di pasar.

"Kecenderungan naiknya harga telur untuk beberapa hari ini adalah hal biasa, apalagi menjelang memasuki bulan suci Ramadan," ujarnya.

Menurut Ali, sekitar 75 persen pasokan telur ayam broiler maupun ayam kampung   datang dari luar daerah yakni Kabupaten Sidrap dan Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sedangkan sisanya merupakan produk peternak ayam lokal di Sultra.

"Khusus produk telur lokal umumnya dihasilkan dari peternak dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, dan Kota Kendari, dengan produksi baru mencapai di bawah 20.000-25.000 butir per hari," ujarnya.

Produksi telur lokal tersebut, lanjut dia,  tidak stabil karena faktor pakan yang hampir seluruhnya didatangkan dari luar provinsi yakni Pulau Jawa.

"Pernah ada pabrik pakan di Kota Kendari, hanya beberapa tahun saja beroperasi dan produksinya masih sangat kecil, namun belakangan ini tidak lagi sehingga peternak otomatis memesan pakan dari luar daerah," kata Ali.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024