Kendari (ANTARA) - Kiprah pedayung Sulawesi Tenggara di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) menjadi aset menghadapi perebutan tiket PON XX melalui ajang prakualifikasi yang dijadwalkan berlangsung September 2019 mendatang.
Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sultra Abdurrahman Shaleh di Kendari, Jumat, mengatakan cabang olahraga dayung selalu menjadi tumpuan Sultra merebut medali emas PON.
"Tradisi medali emas Sultra tidak pernah lepas dari kontribusi atlet-atlet dayung sehingga pelatihan harus dioptimalkan karena kompetisi semakin berat," kata Rahman Shaleh yang juga Ketua DPRD Sultra.
Oleh karena itu, kata dia, terpanggilnya sejumlah atlet dan pelatih mengikuti Pelatnas menjadi modal penting menghadapi ajang prakualifikasi.
Tercatat tujuh orang atlet masa depan yang masih berusia junior menjalani program Pelatnas adalah Muhlis (kayak), Laode Jumardin (kayak), M Burhan (cano), Wiken Anwar (kayak putri), Aulia Galib (rowing putri) dan Muh Afif (rowing).
Sedangkan pedayung senior Sultra yang menghuni Pelatnas sejak beberapa tahun terakhir adalah Julianto (rowing putri) dan Dayuming (kayak putri).
"Mudah-mudahan mereka tabah menjalani Pelatnas yang memang program latihannya berbeda dengan di daerah. Bobot latihan cukup tinggi tetapi kalau ulet pasti sukses berprestasi," kata pelatih dayung nasional asal Sultra Jamaluddin.
Selain berkontribusi atlet di Pelatnas juga pengurus dayung Sultra, KONI Sultra dan pemerintah daerah telah memperkuat jajaran pelatih nasional, yakni Jamaluddin dan Muhamad Hadris yang saat ini menangani atlet pelatnas.
Bakat atlet dayung di Sultra kelihatan sejak anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) maupun usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya bermukim di wilayah pesisir. Bakat alam menyebabkan generasi atlet dayung di Sultra berkesinambungan.
Ia mengimbau atlet-atlet junior maupun senior tabah dan sabar menjalani program latihan di pelatnas yang cukup berat tetapi membuka peluang menjadi atlet sukses di masa depan.
Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sultra Abdurrahman Shaleh di Kendari, Jumat, mengatakan cabang olahraga dayung selalu menjadi tumpuan Sultra merebut medali emas PON.
"Tradisi medali emas Sultra tidak pernah lepas dari kontribusi atlet-atlet dayung sehingga pelatihan harus dioptimalkan karena kompetisi semakin berat," kata Rahman Shaleh yang juga Ketua DPRD Sultra.
Oleh karena itu, kata dia, terpanggilnya sejumlah atlet dan pelatih mengikuti Pelatnas menjadi modal penting menghadapi ajang prakualifikasi.
Tercatat tujuh orang atlet masa depan yang masih berusia junior menjalani program Pelatnas adalah Muhlis (kayak), Laode Jumardin (kayak), M Burhan (cano), Wiken Anwar (kayak putri), Aulia Galib (rowing putri) dan Muh Afif (rowing).
Sedangkan pedayung senior Sultra yang menghuni Pelatnas sejak beberapa tahun terakhir adalah Julianto (rowing putri) dan Dayuming (kayak putri).
"Mudah-mudahan mereka tabah menjalani Pelatnas yang memang program latihannya berbeda dengan di daerah. Bobot latihan cukup tinggi tetapi kalau ulet pasti sukses berprestasi," kata pelatih dayung nasional asal Sultra Jamaluddin.
Selain berkontribusi atlet di Pelatnas juga pengurus dayung Sultra, KONI Sultra dan pemerintah daerah telah memperkuat jajaran pelatih nasional, yakni Jamaluddin dan Muhamad Hadris yang saat ini menangani atlet pelatnas.
Bakat atlet dayung di Sultra kelihatan sejak anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) maupun usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya bermukim di wilayah pesisir. Bakat alam menyebabkan generasi atlet dayung di Sultra berkesinambungan.
Ia mengimbau atlet-atlet junior maupun senior tabah dan sabar menjalani program latihan di pelatnas yang cukup berat tetapi membuka peluang menjadi atlet sukses di masa depan.