Kendari (Antaranews Sultra) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, terus berupaya sekaligus memastikan bahwa hampir seluruh wilayah pesisir di Baubau memiliki banyak potensi yang dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat dan daerah.
Kepala DKP Kota Baubau, Sadidi, Senin mengungkapkan potensi wilayah pesisir Baubau relative besar dengan panjang garis pantainya mencapai 42 kilometer. Di sepanjang wilayah itu terdapat potensi pengembangan sektor Perikanan yang menjanjikan.
"Potensi sektor perikanan itu berupa budidaya laut di pesisir kecamatan Lea-Lea dengan komoditas unggulannya yaitu rumput laut dan budidaya lkan dalam karamba jaring apung (KIA)," ujarnya.
Ia mengatakan, jenis ikan yang dibudidayakan dalam KIA saat ini yaitu lobster dan ikan Kurapu.
Kemudian lanjut Sadidi, terdapat pula budidaya ikan air payau di Kelurahan Lowu-Lowu dan Lakologou (tambak/empang) dengan komuditas utama ikan bandeng dan berikutnya mengarah pada pengembangan udang vaname dan udang hitam.
"Selanjutnya ada juga industri olahan ikan (Kaholeo) di Kelurahan Waruruma dan tempat peleleangan ikan (TPI) Wameo," ujarnya.
Di samping itu, ada industri ekowisata berupa wisata mangrove di Kelurahan Lakologou, dan wisata pemancingan ikan dalam karamba jaring apung di Kelurahan Liwuto dan tempat lainnya.
Sadidi mengatakan, pihaknya bertanggung jawab agar semua potensi itu bisa optimal serta dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan penciptaan lapangan pekerjaan, peluang berusaha, pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Olehnya itu pihaknya berharap melalui analisis potensi pengembangan wilayah pesisir itu dapat menjadi rujukan pengambilan kebijakan sektoral dalam mewujudkan masyarakat kota Baubau khususnya masyarakat nelayan yang maju dan sejahtera.
Kepala DKP Kota Baubau, Sadidi, Senin mengungkapkan potensi wilayah pesisir Baubau relative besar dengan panjang garis pantainya mencapai 42 kilometer. Di sepanjang wilayah itu terdapat potensi pengembangan sektor Perikanan yang menjanjikan.
"Potensi sektor perikanan itu berupa budidaya laut di pesisir kecamatan Lea-Lea dengan komoditas unggulannya yaitu rumput laut dan budidaya lkan dalam karamba jaring apung (KIA)," ujarnya.
Ia mengatakan, jenis ikan yang dibudidayakan dalam KIA saat ini yaitu lobster dan ikan Kurapu.
Kemudian lanjut Sadidi, terdapat pula budidaya ikan air payau di Kelurahan Lowu-Lowu dan Lakologou (tambak/empang) dengan komuditas utama ikan bandeng dan berikutnya mengarah pada pengembangan udang vaname dan udang hitam.
"Selanjutnya ada juga industri olahan ikan (Kaholeo) di Kelurahan Waruruma dan tempat peleleangan ikan (TPI) Wameo," ujarnya.
Di samping itu, ada industri ekowisata berupa wisata mangrove di Kelurahan Lakologou, dan wisata pemancingan ikan dalam karamba jaring apung di Kelurahan Liwuto dan tempat lainnya.
Sadidi mengatakan, pihaknya bertanggung jawab agar semua potensi itu bisa optimal serta dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan penciptaan lapangan pekerjaan, peluang berusaha, pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Olehnya itu pihaknya berharap melalui analisis potensi pengembangan wilayah pesisir itu dapat menjadi rujukan pengambilan kebijakan sektoral dalam mewujudkan masyarakat kota Baubau khususnya masyarakat nelayan yang maju dan sejahtera.